SRHI 15 MAR 21 – TERTIB HIDUP KESELAMATAN

“Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia, aku telah mendesak engkau supaya engkau tinggal di Efesus dan menasehatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya, yang hanya menghasilkan persoalan belaka, dan bukan tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman.”
(1 Tim. 1: 3-4)

Melanjutkan tema khotbah hari Minggu 14 Maret 2021 tentang “Orang Pilihan yang Jatuh”, kita diingatkan betapa besar pengaruh dunia ini dalam kehidupan rohani umat manusia. Peristiwa yang terjadi di dalam dunia ini dan yang terjadi dalam kehidupan orang percaya, sadar atau tidak sadar berdampak besar terhadap jalan hidup orang percaya tersebut. Itulah sebabnya Paulus selalu memperhatikan segala sesuatu yang terjadi dalam jemaat yang dibangunnya.

Dalam suratnya kepada Timotius yang pertama, Paulus memulai tulisannya dengan salam (1 Tim. 1: 1-2), kemudian langsung mengambil tindakan nyata untuk mengatasi persoalan yang terjadi di Efesus dengan meninggalkan Timotius di sana walaupun mereka sedang dalam perjalanan menuju Makedonia. Mengapa hal itu dilakukan Paulus? Hal itu dilakukan karena melihat ada orang-orang tertentu di Efesus yang mengajarkan ajaran lain yang berbeda dengan yang diajarkannya. Ada juga yang sibuk dengan dongeng-dongeng, cerita masa lalu yang tidak jelas kebenarannya, ataupun sibuk membicarakan silsilah yang tiada putus-putusnya. Mereka tidak menyadari bahwa hal itu akan berdampak munculnya persoalan baru. Mereka tidak fokus pada tertib hidup keselamatan dalam Kristus.

Mari kita cermati kata Paulus tersebut. Yang melakukan semua itu adalah “orang-orang tertentu”, artinya hal itu tidak dilakukan oleh semua orang percaya di Efesus, tetapi hanya beberapa orang, dan barangkali mereka adalah justru pemimpin-pemimpin jemaat. Itulah sebabnya Timotius diminta untuk menasehati mereka agar jangan melakukan hal-hal yang dapat mengganggu perkembangan iman orang percaya lainnya. Bagaimana tidak, mereka hendak mengajar sesuatu tanpa mengerti apa yang mereka ajarkan (1 Tim. 1: 7). Dalam hal ini jelas Paulus menginginkan jemaat di Efesus “tertib hidup keselamatan” artinya mereka fokus pada pertumbuhan rohani yang menuju kepada keselamatan.

Belajar itu perlu, belajar untuk meningkatkan kedewasaan rohani itu penting, namun harus kita ingat bahwa proses pembelajaran itu hendaknya menuju pada perkembangan rohani yang lurus dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri. Jangan mudah dengan alasan “belajar” tetapi malah menjerumuskan kita pada ajaran sesat, ajaran palsu, dongeng-dongeng yang tidak jelas kebenarannya. Tetaplah dalam “Tertib Hidup Keselamatan”, niscaya kita akan tetap dalam jalan kebenaran Kristus. Tuhan memberkati, Amin.
(RI15032021)

Pokok Doa:

  1. Dukungan terhadap pemerintah dan aparat penegak hukum menyikapi aliran-aliran sesat di beberapa wilayah Indonesia. Kiranya masyarakat, khususnya orang percaya tetap waspada dan berjaga-jaga;
  2. Dukungan doa bagi pengembangan vaksin dalam negeri. Kiranya Pemerintah dan instansi terkait berhikmat dalam pembelian jenis vaksin yang sesuai kebutuhan masyarakat Indonesia;
  3. Doakan rangkaian kegiatan gereja selama satu minggu kedepan: WBI, PBI, KMBI, Ibadah Anak, Ibadah Doa, dsb dapat berjalan dengan baik.