“Sebab memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggunya dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya. Karena Yohanes pernah menegornya, katanya: “Tidak halal engkau mengambil Herodias!”
(Matius 14:3-4)
Banyak orang tidak takut menghadapi kesulitan walaupun dia harus menghadapi resiko yang sangat serius. Salah seorang yang seperti itu dalam Alkitab adalah Yohanes Pembaptis. Dengarlah khotbahnya di padang gurun Yudea: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat”. Lalu waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, ia menegur para ahli agama tersebut: “Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepadakamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang? Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan” (Matius 3:2, 7-8). Yohanes Pembaptis dengan sangat berani menegur mereka dan menyebut mereka sebagai keturunan ular beludak. Yohanes Pembaptis berani menghadapi kesulitan yang dapat timbul dari tegurannya terhadap orang-orang Farisi dan Saduki.
Keberanian Yohanes Pembaptis menghadapi kesulitan berikutnya dapat kita baca juga dalam Injil Matius 14:3-11. Dikisahkan bahwa ketika raja Herodes mendengar kabar tentang Tuhan Yesus yang melakukan banyak mujizat dan dengan berani menegur orang Farisi dan ahli-ahli Torat, Herodes berkata bahwa inilah Yohanes Pembaptis yang telah bangkit. Mengapa Herodes menyamakan Yesus dengan Yohanes Pembaptis? Sebab sama seperti Tuhan Yesus sangat berani menegur orang-orang yang berdosa, Yohanes Pembaptis juga berani menegur orang-orang berdosa. Bahkan Yohanes Pembaptis berani menegur dirinya.
Apa kesalahan Herodes yang ditegur oleh Yohanes Pembaptis? Dosa raja Herodes ialah perzinahan. Dia mengambil Herodias, istri Filipus yang adalah saudaranya untuk menjadi istrinya. Yohanes Pembaptis menegur Herodes, katanya: “Tidak halal engkau mengambil Herodias” (Matius 14:2). Atas teguran itu Herodes menangkap Yohanes Pembaptis dan ingin membunuhnya, tetapi dia takut kepada orang banyak yang memandang Yohanes Pembaptis sebagai seorang nabi. Kesempatan untuk membunuh Yohanes Pembaptis itu datang ketika perayaan ulang tahun Herodes. Tarian anak perempuan Herodias sangat memukau raja Herodes. Untuk itu Herodes memberi kepada anak perempuan itu hadiah apapun yang dimintanya . Atas hasutan Herodias ibunya, anak itu meminta agar kepala Yohanes Pembaptis ditaruh di sebuah talam (Matius 14:9). Karena malu terhadap tamu tamunya, dengan sangat sedih, Herodes mengabulkan permintaan itu.
Peristiwa ini sangat tragis. Injil Markus 6:14-28 mencatat juga peristiwa ini. Raja “Herodes sesungguhnya segan kepada Yohanes Pembaptis”. Herodes ”tahu bahwa Yohanes adalah orang benar dan suci, jadi ia melindunginya” (melindungi Yohanes Pembaptis). “Tetapi apabila dia mendengarkan Yohanes, (berkhotbah) hatinya terombang ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan Yohanes Pembaptis” (Markus 6:21,11) .
Saudara-saudara, yang dapat kita lihat dalam peristiwa ini ialah bahwa Yohanes Pembaptis tidak melarikan diri dari kesulitan. Dia sadar bahwa akan ada kesulitan apabila dia berani menegur dosa raja Herodes. Kesulitan yang mungkin harus ditanggungnya adalah belenggu, atau masuk penjara, bahkan kematian. Yohanes Pembaptis tidak mau melarikan diri dari bahaya itu sekalipun akhirnya dia harus mengalami penggal kepala. Kalau dia mau menghindar dari kesulitan, dia dapat tutup mata dan bungkam saja atas dosa raja Herodes. Bukankah Herodes menghormati dia? Bukankah Herodes senang mendengar khotbah Yohanes Pembaptis? Kalau Yohanes Pembaptis mau menghindari kesulitan, dia dapat berkhotbah yang tidak menyinggung kesalahan Herodes. Tetapi tidak seperti itu yang dilakukan Yohanes Pembaptis. Tugas yang Allah berikan kepadanya adalah meluruskan jalan bagi Messias. Tugasnya adalah setiap lembah harus ditutup dan setiap gunung harus diratakan. (Yesaya 40:1-5).
Saudara, kita sering dihadapkan kepada kesulitan ketika kita berada di tengah orang yang hidupnya tidak benar di hadapan Allah. Kita menghadapi kesulitan ketika kita harus mengatakan yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah. Dari teladan hidup Yohanes Pembaptis, mari berani menghadapi kesulitan apabila kita harus menegur atau mengingatkan orang yang melakukan perbuatan yang melanggar hukum Tuhan. Mari berani menghadapi kesulitan ketika kita harus berbuat yang benar walaupun akhirnya kita harus kehilangan “kepala” yang berupa kehilangan teman, tidak populer, kehilangan pekerjaan, kehilangan kenikmatan , atau fasilitas-fasilitas lainnya.
Tuhan Yesus berkata: “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi ” (Matius 5:13-14).
(JET290520)
Pokok Doa:
- Doakan agar pemerintah dan aparat negara dapat menyikapi arus kedatangan pemudik dari daerah dengan bijaksana;
- Doakan setiap ketua Panita Gereja agar memiliki hikmat dan kesabaran dalam mengkoordinasi setiap program gereja pada masa pandemi;
- Doakan jemaat yang sedang berkuliah agar dapat mengikuti proses belajar online dan menyelesaikan tugas semester genap dengan baik.