“Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: “Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kau tantang itu.” Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah.”
(1 Samuel 17:45-46)
Salah satu cerita Alkitab yang sangat menarik sejak kita masih kecil adalah kisah Daud mengalahkan Goliat. Kisah itu diceritakan dalam 1 Samuel 17. Saat itu orang Filistin sedang berperang melawan bangsa Israel yang dipimpin oleh raja Saul.
Orang Filistin mengumpulkan tentaranya di Sokho. Orang Israel berkumpul di lembah Tarbantin. Kedua balatentara itu berhadap-hadapan, siap untuk saling menyerang dengan segala perlengkapan senjata mereka. Ketika mereka sedang berhadapan, tampillah dari tentara Filistin seorang pendekar yang bernama Goliat. Seorang yang tinggi besar. Tingginya 6 hasta sejengkal yaitu kira-kira 3 meter. Ia memakai ketopong tutup kepala terbuat dari tembaga. Bajunya berbentuk baju zirah yang bersisik dengan berat 5000 syikal (57 kg) tembaga. Dia juga memakai penutup kaki dari tembaga serta memanggul lembing tembaga di bahunya. Diceritakan juga bahwa gagang tombaknya seperti pesa tukang tenun dan mata tombaknya dari besi seberat 600 syikal yaitu kurang lebih 7 kg. Bukan itu saja. Ada seorang yang bertugas membawa perisai yang berjalan di depannya.
Goliat menantang bangsa Israel untuk perang satu lawan satu. Dia minta agar bangsa Israel memilih satu orang untuk melawan dia. Kalau wakil orang Israel yang kalah, maka seluruh Israel kalah. Sebaliknya kalau Goliat yang kalah maka seluruh Filistin kalah. Ketika Raja Saul dan tentara Israel mendengar tantangan itu, mereka menjadi takut. Tantangan itu diulang terus menerus selama 40 hari, setiap hari 2 kali, pagi dan sore.
Pada saat itu Daud tiba di sana mengantarkan makanan untuk ketiga kakaknya yang menjadi tentara raja Saul. Ketika Daud mendengar tantangan Goliat yang disertai cemooh dan ejekan, Daud bertanya: “Siapakah orang Filistin yang tidak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari Allah yang hidup?” (Kej. 17:26). Perkataan Daud itu disampaikan kepada Raja Saul. Ketika Daud dipertemukan dengan raja Saul, Daud berkata; “Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia, hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu”. Raja Saul berkata: “Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin tu. Engkau masih muda, sedangkan dia sejak dari masa mudanya telah menjadi prajurit”. Tetapi Daud menceritakan bagaimana Allah telah menolong dia melawan singa dan beruang yang datang untuk menerkam domba dombanya. Lebih lanjut Daud berkata, sama seperti itu juga orang Filistin yang tidak bersunat ini akan dihajarnya, karena ia telah mencemoohkan barisan Allah yang hidup. “TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu.” Mendengar hal itu, raja Saul mengizinkannya. Ia berkata: “Pergilah. TUHAN menyertai engkau” (17: 31-36).
Lalu Daud dengan berbekal peralatan yang hanya berupa 1 tongkat gembala, 1 alat pengumban batu, dan 5 batu licin yang ditaruh dalam kantung batu, berangkat mendekati Goliat. Ketika Goliat melihat Daud, dia mulai menghina Daud. Tetapi Daud berkata: “Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kau tantang itu. Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau kedalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; . . . supaya seluruh bumi tahu bahwa Israel mempunyai Allah dan supaya segenap Jemaah ini tahu bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing sebab di tangan TUHANlah pertempuran dan Ia pun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami” (17: 45-47).
Ketika Goliat maju, Daud mengambil batu dari dalam kantungnya lalu diumbannya, tepat mengenai dahi Goliat. Batu itu terbenam ke dalam dahinya dan Goliat roboh dengan muka ke tanah. Daud segera berlari mendatangi Goliat, menghunus pedang Goliat dan menghabisi Goliat. Demikianlah Daud mengalahkan Goliat.
Dalam hidup kita, kita juga sering menghadapi banyak “goliat”. Teristimewa pada saat ini. Covid-19 hampir menyerupai Goliat yang menakutkan. Kita menghadapinya dengan rasa takut. Takut sakit, takut tertular, takut kehilangan pekerjaan, takut soal ekonomi dan berbagai macam ketakutan lainnya. Bahkan sama seperti Goliat yang dihadapi Daud, goliat ketakutan itu seolah-olah juga mengejek: Virus ini seperti tidak terkalahkan; belum ada obatnya, apalagi vaksin-nya. Wabah masih meluas.
Saudara saudara, sering kita tidak bisa menghindari rasa takut. Tetapi kita harus menghadapinya. Sering juga hal yang kita takutkan tidak sebesar yang ada dalam pikiran kita. Sama seperti Daud yang berani menghadapi Goliat dengan mengingat bagaimana Allah telah menolongnya dalam membunuh singa dan beruang, mari ingat bagaimana Allah telah menolong melepaskan Saudara dari berbagai masalah dan persoalan masa lalu. Ingatlah bahwa Allah kita jauh lebih kuat dari hal-hal yang kita takutkan. Tuhan Yesus Juruselamat kita lebih berkuasa daripada segala persoalan yang kita hadapi.
Saudara saudara, sama seperti Daud, mari menghadapi goliat ketakutan kita dengan nama TUHAN semesta alam. Dia yang akan berperang bagi kita: “sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai kamu untuk berperang bagimu melawan musuhmu, dengan maksud memberikan kemenangan kepadamu ” (Ulangan 20:4). Sama seperti perkataan Tuhan Yesus kepada murid murid-Nya yang sedang berada dalam perahu yang dilanda angin topan, Tuhan Yesus juga berkata kepada Saudara : “Tenanglah, Aku ini, jangan takut” (Matius 14:27).
(JET 220520)
Pokok Doa:
- Doakan seluruh masyarakat Indonesia (pusat maupun daerah) menaati aturan pemerintah dan mengikuti protokol kesehatan yang berlaku;
- Doakan koordinasi dan komunikasi antar panitia gereja dalam penyelenggaraan program agar dapat berjalan dengan baik;
- Doakan hubungan antar anggota keluarga GBI Kebayoran tetap harmonis dan dapat saling beradaptasi dalam tugas tanggung jawab masing-masing meskipun harus banyak beraktivitas dari rumah.
Mengalahkan “Goliat’ dgn nama Tuhan
Amin