SRHI 5 Agu 20 – TEGURAN MENJADI SARANA ORANG BERTOBAT

“Sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar, dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran”

(2 Tim. 2: 24-25)

 

“Banyak jalan menuju Roma.” Ini adalah ungkapan lama masyarakat yang intinya mengajar kepada kita bahwa untuk mencapai suatu keberhasilan tidak hanya melalui satu cara, tetapi banyak cara sesuai dengan keberadaan masing-masing. Seseorang tidak bisa memaksakan caranya mencapai keberhasilan untuk dipakai orang lain supaya berhasil, karena potensi dan kemampuan tiap orang tidak ada yang sama persis satu dengan yang lain.

Untuk dapat sampai kepada terbebas dari perbudakan dosa, Tuhan Yesus menawarkan pembebasan umat manusia dari perbudakan dosa itu melalui mempercayakan hidup kepada-Nya. Dalam hal ini, Tuhan Yesus dapat secara langsung berbicara kepada orang tersebut, tetapi juga bisa melalui nasehat atau teguran dari orang lain, dapat juga melalui berbagai peristiwa-peristiwa biasa apalagi peristiwa-peristiwa yang luar biasa yang dialaminya. Nasehat, teguran dan peristiwa-peristiwa tersebut mau tidak mau masuk ke dalam pikiran dan hati melalui mata dan telinga. Setelah mata melihat dan telinga mendengar, pikiran dan hati memroses dan memutuskan sikap apa yang harus diambil untuk menanggapinya.

Apa yang didengar dan apa yang dilihat tersebut, dapat dipakai Tuhan membuka rohani seseorang untuk bertobat, berbalik dari jalannya yang salah kepada kebenaran. Artinya pertobatan seseorang karena nasehat, teguran  orang lain bukanlah terlepas sama sekali dari karya Tuhan, tetapi justru karya Tuhan begitu nyata melalui hal-hal tersebut. Perumpamaan anak yang hilang (Luk. 15: 11-32) menjadi bukti karya Tuhan dalam pertobatan seorang anak muda terjadi melalui kesadaran peristiwa yang dialaminya, melalui perlakuan kasar orang lain terhadap dirinya.

Pada akhirnya, kita tahu sekarang bahwa Tuhan bekerjasama mendatangkan kebaikan bagi semua orang yang mengasihi Dia (Rm. 8: 28). Apa yang terjadi dalam kehidupan manusia, diijinkan Tuhan terjadi pada umat manusia, pastilah Tuhan memiliki maksud dan tujuan mulia. Itu semua merupakan bagian dari proses yang Tuhan lakukan untuk mendidik umat manusia dan memrosesnya menjadi manusia yang mengalami pertobatan sejati. Tuhan memberkati, Amin.
(RI05082020)

Pokok Doa:

  1. Mari kita doakan Gereja kita saat menghadapi pandemik tahap ke 2 supaya tetap melaksanak prosedur yg baik dan benar;
  2. Mari kita doakan setiap panitia Gereja dapat bekerja sama dalam melaksanakan Amanat Agung Kristus;
  3. Mari kita berdoa bagi Bapak Presiden dan pemerintah agar dapat menghasilkan kebijakan-kebijakan yang dapat diterima semua kalangan.