SRHI 11 APR 20 – TETAP TEGAR DI MASA SUKAR

“Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia”

(Yohanes 16:33)

 

Setiap orang pasti senang jika hidupnya diwarnai sesuatu yang enak, indah, sehat, berkelimpahan, bahagia, dan terus diberkati Tuhan. Tetapi dalam realita kehidupan umat manusia ternyata tidak serta merta manusia akan hidup penuh dengan sesuatu yang enak, indah, sehat, berkelimpahan, kebahagiaan, bahkan terus menerima berkat Tuhan secara materi. Ada kalanya Allah ijinkan setiap manusia, baik yang tidak setia kepada Tuhan maupun yang setia kepada Tuhan untuk mengalami penderitaan, krisis, atau kesukaran dengan maksud supaya manusia lebih dan semakin pasrah kepada Tuhan. Kepada para murid-Nya, Tuhan Yesus berpesan: “… dalam dunia kamu mengalami penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu. Aku telah mengalahkan dunia” (Yoh. 16:33). Dengan kata lain, para murid Tuhan waktu itu maupun kita semua sekarang ini harus tetap tegar di masa sukar terlebih dalam kita menghadapi dan menantikan kapan berkahirnya covid-19 ini.

Untuk kita semua mampu tegar di masa sukar maka alangkah baiknya jika kita melihat petunjuk kebenaran firman Tuhan ini dalam menantkani kuasa Tuhan menyelesaiakan setiap badai persoalan yang kita hadapi.

  1. Kesukaran adalah tanda kehidupan

Kita harus sadar dan tahu bahwa dimana ada kehidupan, disitu ada air mata, kesusahan, kesukaran dan penderitaan. Karena itu kita harus menerimanya dengan lapang dada. Kepada jemaat di Tesalonika, Rasul Paulus berkata bahwa kita ditentukan untuk hidup dalam kesukaran (1 Tes. 3:3). Ada kesukaran yang datang kepada kita karena dari biangnya, yaitu setan (1 Yoh. 5:19; Ayb. 1:6-12). Ada kesukaran yang disebabkan oleh orang-orang  jahat disekitar kita yang diibaratkan seperti serigala buas yang akan menerkam kita sebagai domba (Yoh. 15:20), namun juga kesukaran terjadi akibat perilaku kita sendiri (1 Ptr. 2:20).

  1. Kesukaran adalah bagian dari ibadah

Penderitaan dan kesukaran karena ibadah dialami oleh umat Israel (Ibr. 11:25). Karena iman dan ibadah para nabi mengalami berbagai kesukaran dan penderitaan; misalnya: Musa (Ibr. 11:25); Daniel (Dan. 6:11-17); Sadrakh, Mesakh, dan Abednego (Dan. 3:16-23), penderitaan dan kesukaran karena ibadah di alami semua orang (2 Tim. 3:12). Jadi sangat benar bahwa kesukaran adalah bagian dari ibadah karena Tuhan kita Yesus Kristus juga mengalaminya. Ketika Tuhan Yesus melayani di dunia, Ia dihina dan dicela (Luk. 18:32), bahkan Ia disesah dan dibunuhnya (Luk. 18:33).

  1. Kesukaran adalah karunia Allah

Alkitab bukan saja mengatakan hal-hal yang baik adalah karunia Allah, tetapi hal-hal yang tidak menyenangkanpun adalah karunia Allah. Bagi orang percaya, kesukaran yang dialami, bukan lagi hukuman, melainkan disiplin bagi hidup kita sehingga melalui penderitaan dan kesukaran, kita disempurnakan (Mzm. 119:67) dan kesukaran adalah bagian dari anugerah Allah bagi kita (Flp. 1:29)

  1. Kesukaran adalah meneladani Kristus

Dalam segala hal kita memerlukan teladan, baik dalam dunia maupun tokoh-tokoh Alkitab, khususnya Tuhan Yesus Kristus. Dan salah satu teladan yang Ia tinggalkan bagi kita adalah penderitaan (1 Ptr. 2:21).

Menyadari akan petunjuk yang Alkitab berikan bagi kita supaya kita tetap tegar di masa sukar, maka di moment Paskah ini, kita jadikan penderitaan dan kesukaran yang ada termasuk covid-19 adalah suatu ujian yang Allah berikan. Oleh karena itu dengan sabar dan terus berdo kepada Tuhan Yesus Kristus kita yakin semua kesukaran pasti berakhir, karena Ia adalah Imam yang juga pernah merasakan penderitaan seperti yang kita alami (Ibr. 4:15-16) dan tentu selain daripada itu, kita juga harus menjaga kebersihan, olah raga teratur, pola makan yang sehat, istirahat yang cukup dan tetap “stay at home atau tinggal di rumah” sampai batas waktu ditentukan sesuai dengan himbauan pemerintah. Amin, Tuhan Yesus memberkati. (AP11042020)