Renungan Harian 30 Januari – Perspektif Yang Baru Dan Harapan Yang Dipulihkan

Bacaan Alkitab : Kej. 45:1- Kej. 46:4
(Kurun waktu : diperkirakan 2.119 – 1.983 S.M.)



“Perspektif Yang Baru Dan Harapan Yang Dipulihkan”


download versi word file : Renungan Harian – Tanggal 30 Januari



Mungkin banyak dari kita, pada suatu waktu, pernah mengalami kehilangan harapan. Mungkin situasinya ataupun hubungan-hubungan tertentu sepertinya tidak berpihak kepada kita. Mungkin kita telah kehilangan orang-orang yang kita kasihi, dan semuanya tampaknya menjadi tidak berarti lagi. Lalu, entah kita masih dapat mendengarnya atau tidak, seseorang mengutip ayat dari Roma 8 : 28 yang berkata : “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Apakah hal tersebut benar dapat terjadi? Bagaimana? Bacaan hari ini menunjukkan suatu cerita nyata bagi kita untuk menunjukkan bagaimana Allah bekerja untuk memelihara kehidupan orang-orang yang berharap kepadaNya, untuk mengerjakan kebaikan bagi hidup mereka dan memuliakan nama Tuhan. Dalam Renungan Harian hari ini kita akan dapat memperoleh perspektif yang baru dan memiliki pengharapan (dan percaya diri) yang dipulihkan; percaya bahwa Allah juga akan mengerjakan semua kebaikan di dalam hidup kita.
Memang sulit untuk mendapat perspektif yang benar, ketika kita sedang berjuang menghadapi beragam tantanganhidup dan sepertinya tidak melihat ada harapan. Mungkin Yusuf pun berpikiran demikian. Yusuf mencoba untuk menjadi anak yang baik. Di lain sisi, dengan rasa sayang dari Ayahnya yang lebih daripada saudara-saudaranya yang lain, ia mencoba melakukan tugas untuk membantu saudara-saudaranya. Tetapi karena saudara-saudaranya membencinya, mereka kemudian menjual Yusuf ke beberapa pedagang suku Ismail yang sedang lewat dalam perjalanan mereka ke tanah Mesir. Sejak saat itu, lalu Yusuf menjadi pelayan dan hamba di rumah tangga seorang Mesir. Ia melakukan tugas-tugasnya dengan sangat baik; dan kemudian majikannya yang bernama Potifar, seorang pegawai di istana raja Mesir, mempercayai Yusuf untuk mengurus segala keperluan di rumahnya. Sayangnya, kemudian istri Potifar menginginkan agar pelayan rumah tangganya yang tampan dan berbadan tegap serta cakap mengurus rumah tangga ini, untuk mau tidur dengannya. Ketika Yusuf selalu menolaknya, dalam kegusaran dan cemoohnya kemudian Nyonya Potifar menuduh Yusuf telah mencoba untuk memperkosanya, dan Yusuf pun dijebloskan kedalam penjara. Lalu selama dua tahun, ia melayani dengan baik di dalam penjara di bawah pengawasan kepala penjara, dan sepertinya dibiarkan dan dilupakan oleh Tuhan. Pada saat kita mulai menduga bahwa Yusuf sudah mulai putus asa, Allah mengeluarkannya dari penjara melalui serangkaian kondisi yang agak aneh menurut pikiran kita (yaitu dengan mengartikan mimpi juru roti, kepala juru minuman dan juga Firaun), mengangkatnya menjadi orang nomor dua di kerajaan Mesir setelah Firaun, dan ia diberi kuasa seperti seorang raja. Mengapa semua hal tersebut diijinkan Tuhan terjadi dalam hidup Yusuf?
Ketika Yusuf menyatakan identitasnya kepada saudara-saudaranya, setelah lima belas tahun lamanya sejak mereka menjualnya kepada pedagang-pedagang suku Ismail, Yusuf mengatakan kepada mereka tentang mengapa Allah mengijinkan semua hal tersebut terjadi :
(45:5) Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu. (45:6) Karena telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun lagi orang tidak akan membajak atau menuai. (45:7) Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong. (45:8) Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir (Kej. 45 : 5 – 8).
Di dalam rencana pemeliharaanNya yang sempurna, Allah hendak menyelamatkan daerah di belahan dunia tersebut, beserta keluarga Yakub, dari bencana kekeringan dan kelaparan yang akan melanda mereka.
Allah memberi Yusuf suatu perspektif yang baru, dan Yusuf pun membagikan perspektif tersebut dengan saudara-saudaranya, yaitu bahwa Allah bekerja dalam rencana pemeliharaanNya yang sempurna melalui hamba-hambaNya, untuk mendatangkan kebaikan dan memuliakan namaNya. Yusuf berusaha menenangkan hati saudara-saudaranya yang takut bahwa Yusuf akan membalas dendam atas perbuatan mereka kepadanya. Hebatnya, Yakub tidak menyimpan kepahitan, melainkan dapat melihat kebaikan dibalik tindakan jahat yang dilakukan saudara-saudaranya tersebut.
Jika saat ini Anda sedang berjuang ataupun telah pernah berjuang atas kondisi buruk yang sedang terjadi, apakah Anda telah belajar untuk melihat gambaran/ rencana Allah yang lebih besar terhadap situasi tersebut, dan mengerti mengapa hal-hal tersebut terjadi dalam hidupmu? Apakah masalah/ ujian tersebut bermanfaat untuk menguatkan karakter Anda dalam beberapa hal? Apakah masalah/ ujian tersebut membuat Anda jadi lebih sabar atau peka terhadap masalah/ penderitaan orang lain? Apakah kemudian Anda dapat melihat sisi baiknya yang diberikan Allah melalui semua hal tersebut? Apakah setelah melihat kembali ke hal-hal yang telah Anda alami tersebut, Anda dapat bersyukur saat menyadari bahwa Allah telah mengerjakan segala hal tersebut untuk kebaikan bagi Anda dan untuk memuliakan namaNya? Kadang-kadang kita tidak tahu alasannya mengapa kita harus mengalami berbagai ujian, sampai kita berada di sisi yang lain dari segala masalah/ penderitaan tersebut, dan mungkin saja hal tersebut tidak terjadi dalam masa hidup kita saat ini. Mintalah agar Tuhan memberikan pengertian/ hikmatNya dan sikap yang baru terhadap hal tersebut. Mintalah kepadaNya untuk menolong Anda agar dapat mengasihi dan menerima kehendakNya bagi hidup Anda, sehingga Anda akan menjadi orang yang selalu bersyukur dan tidak menjadi pahit. Ia akan memberikan perspektif yang baru dan harapan yang dipulihkan bagi Anda.
Mendengar kabar bahwa Yusuf masih hidup, telah memberikan harapan bagi Yakub, ayah Yusuf. Selama bertahun-tahun ia telah berduka atas kepergian anaknya tersebut, oleh sebab kebohongan yang dikatakan oleh kakak-kakaknya, dan ia percaya bahwa Yusuf sudah mati. Kini akhirnya ia mengetahui kebenaran tentang hal tersebut; Yusuf masih hidup dan Allah telah menjadikannya tuan/ penguasa atas seluruh Mesir.
Ketika kita mulai belajar memahami segala sesuatu yang Allah ijinkan terjadi dalam hidup kita, maka rasa kehilangan yang berpotensi menghancurkan hidup kita tersebut akan berubah menjadi suatu pengharapan yang dipulihkan kembali di dalam Tuhan. Allah sungguh-sungguh peduli kepada kita. Allah bekerja dalam setiap situasi kehidupan kita untuk memuliakan namaNya dan mengerjakan kebaikan dalam hidup kita. Allah adalah Allah yang baik, dan marilah kita kembali menyembah dan memuji namaNya.

Untuk Direnungkan dan Dilakukan :
 Belajarlah untuk dapat melihat sisi baik dari keadaan yang buruk yang terjadi dalam hidup ;
 Pada saat Anda mengalami pesoalan dan perjuangan hidup, berdoalah agar dapat memahami rencana Allah dan dapat memiliki sikap yang baru untuk menghadapinya ;
 Allah bekerja dalam hidup Anda untuk mendatangkan kebaikan bagi Anda dan untuk memuliakan namaNya. Ia akan memberikan harapan yang dipulihkan dalam hidup Anda. Harapan dan kedamaian dapat Anda peroleh di dalam Yesus.

Pertanyaan Untuk Diskusi :
 Setelah Anda merenungkan perkataan Yusuf di dalam kitab Kej. 45 : 5-8, hal-hal apakah yang dapat dipelajari tentang pemeliharaan Allah yang sempurna di dalam hidup kita? Diskusikanlah.
 Belajar dari kisah hidup Yusuf: apakah yang harus kita lakukan saat kita berada di lembah penderitaan/ kesukaran agar kita tidak mengalami kepahitan? Apakah yang dapat kita pelajari tentang hal pengampunan yang dilakukan Yusuf?

Ayat hafalan hari ini :
 I Petrus 5 : 10 “Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya.”