
Bacaan Alkitab : Kej. 28:10- Kej. 30:43
(Kurun waktu : diperkirakan 2.149 – 2.139 S.M.)
“Komidi Putar Kehidupan”
download versi word file : Renungan Harian – Tanggal 24 Januari
Saat ini masih bernuansa musim dingin di Amerika Utara dan belahan bumi Eropa, dan jika Anda tinggal di negara yang saat ini masih mengalami musim dingin, mungkin saat ini Anda sedang membayangkan untuk berada di taman permainan di Florida. Kadang-kadang kehidupan bergerak seperti komidi putar; segala sesuatu dalam hidup ini terus bergerak, berputar, sampai nantinya akan kembali lagi. Apapun yang kita lakukan, baik ataupun buruk, cenderung akan kembali lagi dan terjadi ‘hasilnya’ dalam hidup kita. Jika kita berlaku baik, maka hasil kebaikan itu yang akan kita peroleh. Jika kita berlaku jahat ataupun melakukan keputusan yang salah, maka hasilnya pun akan kita tuai.
Dalam Bacaan tanggal 23 Januari kemarin, kita telah belajar tentang penipuan Yakub. Yakub telah menjebak Esau, saudara kandungnya yang lebih tua, agar ia menukar hak kesulungannya untuk semangkuk soup kacang merah. Yakub melihat saat lemah bagi Esau, ketika sangat lapar setelah berburu seharian. Setelah menantikan saat ayah mereka akan memberi berkat hak kesulungan, Yakub dan ibunya, Ribkah, kemudian menipu Ishak agar percaya bahwa Yakub adalah Esau, anaknya yang sulung. Hal tersebut adalah pilihan yang salah; Yakub dan ibunya, Ribkah, telah memaksakan kehendak Allah. Akibat pertama dari tindakan mereka tersebut adalah timbulnya kebencian Esau atas Yakub. Esau sangat membenci Yakub karena telah mencuri hak kesulungan dan berkat-berkat anak sulung yang menjadi miliknya, dan kebenciannya sedemikian besarnya sehingga ia ingin membunuh Yakub. Lalu ibu mereka mencoba untuk melindungi Yakub, sehingga ia disuruh pergi ke Haran (barat laut Mesopotamia), dengan dalih untuk mencari istri baginya dari saudara laki-laki ibu mereka, yaitu keluarga Laban. Ribkah berharap bahwa hal ini akan memberi waktu agar amarah Esau surut, dan ia dapat mengembangkan dirinya lebih lanjut tanpa keberadaan Yakub di dalam keluarga mereka, dan Esau pun perlahan mulai dapat melupakan hal tersebut.
Alasan lainnya agar Yakub pergi mencari calon istrinya ke rumah keluarga Laban, mungkin juga merupakan jalan penyertaan Tuhan bagi orang-orang yang hidupnya takut akan Tuhan. Ribkah merasa tertekan dengan cara hidup perempuan suku Het, yaitu dua istri Esau. Allah tidak ingin ummatNya bercampur hidupnya dengan orang-orang yang menyembah berhala dari batu. Penduduk Kanaan melakukan penyembahan terhadap dewa dewi seks dan kemudian melakukan tindakan-tindakan asusila. Ishak adalah seorang yang takut akan Allah dan menghendaki agar berkat Allah juga akan sampai kepada keturunan-keturunannya. Maka Ishak pun berharap agar Yakub dapat memperoleh istri dari keluarga Laban, saudara laki-laki Ribkah. Hal berikut ini dapat pula diaplikasikan bagi Anda yang belum menikah : Meskipun mungkin Anda saat ini merasa kesepian hidup membujang (jomblo), tetapi apakah Anda mau mengambil resiko mengorbankan berkat-berkat yang disediakan Allah bagi diri Anda dan keturunan Anda nantinya, dengan menikahi seseorang yang tidak seiman ataupun yang tidak bersungguh-sungguh dalam hidup iman Kristiani nya? Lalu bagaimana anak-anak Anda nantinya dapat mengenal Allah? Karena dapat saja mereka pun akan mengikuti cara hidup pasangan Anda yang tidak mengenal Allah dan tidak takut akan Tuhan. Apabila saat ini Anda sedang mempertimbangkan menikahi pasangan seperti ini, mohon jangan korbankan kebutuhan Anda akan teman hidup, dengan seseorang yang tidak peduli ataupun tidak takut akan Allah. Jika Anda merasa harus segera menemukan pasangan hidup bagi diri mu, carilah di tempat-tempat di mana orang-orang yang hidupnya takut akan Allah biasanya bersekutu. Jangan sampai Anda berkompromi dengan cara hidup duniawi dan kemudian kehilangan berkat-berkat Illahi. Buatlah keputusan yang bijak sesuai kehendak Tuhan.
Dalam perjalanannya menuju rumah Laban, Yakub bermimpi melihat malaikat-malaikat Allah naik turun melalui tangga yang tingginya dari bumi sampai mencapai langit.
“(28:16) Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia: “Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya. (28:17) Ia takut dan berkata: “Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga.” (Kej. 28 : 16-17)
Yakub menamai tempat di mana ia bertemu dengan Allah tersebut, dengan nama “Betel”, yang berarti “rumah Allah”. Di tempat tersebut Allah memberikan janji tanpa syarat kepada Yakub di dalam mimpi nya. Dalam Kej. 28 : 13-15 Allah berkata : “(28:13) … “Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu. (28:14) Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. (28:15) Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu.”
Bagaimanakah tanggapan Yakub atas tawaran Allah yang sangat murah hati tersebut, di dalam mimpi nya? Ia meresponi nya dengan janji yang bersyarat.
“(28:20) Lalu bernazarlah Yakub: “Jika Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai, (28:21) sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku. (28:22) Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu.” (Kej. 28 : 20-22).
Yakub tidak kenal siapa Allah itu sebenarnya, dan hendak bernegosiasi dengan Nya. Apakah kita ingin ‘tawar-menawar’ dengan Tuhan, atau sebaliknya, memilih percaya saja kepadaNya? Allah itu baik dan sungguh-sungguh layak dipercaya bahwa Ia pasti akan melaksanakan janji-janjiNya. Kita tidak perlu tawar-menawar dengan Tuhan.. Percayalah saja kepadaNya.
Yakub telah menipu Esau dan Ishak demi mendapatkan hak kesulungan dan berkat anak sulung yang dimiliki Esau, dan sekarang sama seperti komidi putar, yang terus berputar dan akan kembali lagi kepada Anda, Yakub pun akan ditipu orang lain. Yakub pergi ke Haran dan berjumpa dengan seorang perempuan muda bernama Rahel, dan jatuh cinta kepadanya pada pandangan pertama. Lalu Yakub mohon kepada pamannya tersebut untuk dapat menikahi Rahel, dan pamannya setuju. Lalu dalam Kej. 29 : 16-25 diceritakan bagaimana Yakub telah ditipu oleh pamannya, Laban. Yakub bekerja selama tujuh tahun agar dapat menikahi Rahel, anak Laban, tetapi pada malam pernikahan mereka, Laban menukar Rahel dengan kakak perempuannya, Lea. Yakub merasa dipermalukan dan sangat marah. Saat ia menyampaikan kemarahannya tersebut kepada Laban, Laban mengatakan bahwa sudah menjadi tradisi mereka untuk menikahkan Lea, anak yang lebih tua terlebih dahulu. Jika Yakub mau mengikuti seluruh upacara pernikahan selama tujuh hari , maka ia boleh juga memiliki Rahel, asalkan ia mau bekerja bagi Laban selama tujuh tahun lagi. Merasa frustrasi dan juga telah terpikat dan jatuh cinta kepada Rahel, lalu Yakub pun menyetujui persyaratan tersebut. Saat masa kerjanya telah berakhir, Yakub meminta upah atas hasil kerjanya tersebut sebagai nafkah bagi keluarganya. Lalu setelah menyetujui untuk memberikan ternak domba sebagai upah atas kerja keras Yakub, Laban terus merubah persyaratan perjanjian kerja dengan Yakub (sampai sepuluh kali). Pelajaran bagi kita : Jika kita menipu orang lain, ada kemungkinan bahwa nantinya Anda pun akan ditipu orang lain. Apa yang berputar akan kembali berputar mendatangi Anda – apa yang dilakukan akan kembali hasilnya mendatangi Anda.
Seperti yang mungkin telah diperkirakan, memiliki dua istri menimbulkan kesulitan besar bagi hidup Yakub (Kej. 29 : 28 – Kej. 30 : 24). Persaingan sengit dan kecemburuan mewarnai rumah-tangga mereka, karena kedua istri Yakub yang bersaudara kandung tersebut, dan juga oleh sebab keberpihakan Yakub pada Rahel. Lea dan Rahel saling bersaing dalam hal melahirkan anak-anak bagi Yakub. Ini menjadi dasar kecemburuan dan kebanggaan bagi mereka. Mereka bahkan memberikan hamba-hamba perempuan mereka untuk diperistri Yakub, sehingga anak-anak yang dilahirkan kemudian, akan diperhitungkan sebagai anak-anak mereka masing-masing (hal ini dimungkinkan menurut adat istiadat saat itu). Meskipun Allah mengijinkan Yakub untuk memiliki empat istri, namun tidak berarti bahwa Allah mendukung praktik Poligami ataupun membenarkan hal tersebut. Kemudian di dalam Alkitab kita belajar bahwa Allah secara resmi melarang praktik seperti ini (Imamat 18 : 18, Ulangan 17 :17). Sejak semula Allah menghendaki pernikahan secara Monogami dan adanya hubungan antara laki-laki dan istrinya yang didasarkan atas prinsip cinta kasih (Amsal 5 : 18-19, Maleakhi 2 : 15, Matius 19: 4-6; I Timotius 3 : 2, 12). Yakub sungguh-sungguh menderita dan mengalami berbagai kesulitan karena memiliki beberapa orang istri. Suatu pelajaran yang dapat kita petik dari persoalan keluarga Yakub adalah : jika kita menghendaki adanya damai di dalam rumah-tangga kita, janganlah melakukan favoritisme ataupun menciptakan iklim persaingan di antara para anggota keluarga. Sedapat mungkin, meskipun mungkin kita mengasihi anggota keluarga kita dengan cara yang berbeda-beda, namun kita harus tetap berusaha untuk mengasihi mereka secara sama-rata dan adil. Jangan biarkan sikap favoritisme ini menjadi alasan bagi anggota keluarga Anda untuk meragukan kasih Anda kepada mereka.
Kemudian hal-hal apa sajakah yang dialami Yakub? Tetaplah bertekun dalam Renungan Harian kita di pelajaran selanjutnya.
Untuk Direnungkan dan Dilakukan :
- Janganlah berkompromi dengan hal-hal dan keinginan-keinginan duniawi dan kemudian menyebabkan hilangnya berkat-berkat Allah bagi kita. Buatlah pilihan bijak yang sesuai dengan kehendak Allah.
- Allah selalu baik bagi kita. Kita tidak perlu tawar-menawar dengan Allah, Percayalah saja kepada Nya.
- Jika Anda menipu orang lain, maka ada kemungkinan Anda pun nantinya akan ditipu orang juga. Sama seperti komidi putar, apa yang Anda putar akan kembali berputar menghadapi Anda.
- Jika kita menghendaki kedamaian di dalam rumah-tangga kita, janganlah melakukan sikap favoritisme ataupun menimbulkan iklim persaingan di dalam rumah-tangga. Meskipun mungkin kita mengasihi tiap anggota keluarga secara berbeda-beda, tetapi sedapat mungkin, kita harus mengasihi mereka dengan sama-rata dan adil.
Pertanyaan Untuk Diskusi :
- Dalam kitab Kej.28 : 22 , kita belajar tentang janji Yakub untuk setia memberi persepuluhan kepada Allah oleh karena perlindungan, penyertaan dan berkat-berkatNya dalam hidup Yakub. Ketika Yakub mematuhi janjinya tentang persepuluhan tersebut, dalam pelajaran hari ini, sebutkanlah berkat-berkat apa saja yang diberikan Allah bagi hidup Yakub, dan bagaimana kepatuhan dalam hal memberi persepuluhan dari penghasilan kita sebagai ucapan syukur kepada Allah tersebut, juga menolong kita untuk mengerti pola berkat Allah yang tidak pernah habis dalam hidup kita?
- Diskusikanlah: apa saja kelemahan-kelemahan, ataupun persoalan-persoalan yang dapat timbul, dengan adanya praktik Poligami .
Ayat hafalan hari ini :
Lukas 6 : 38 “Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”
Selamat pagi dan selamat ber Saat-Teduh, ytk. Bpk/Ibu/Sdr di dalam Tuhan, berkat dan kasih setia Tuhan selalu baru bagi kita semua. Kami mohon maaf untuk typo-error yang ada di Renungan Harian hari ini karena keterbatasan waktu, mudah-mudahan ke depan nya akan lebih baik. Terima kasih dan Tuhan Yesus memberkati.