“Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: “Itu hantu!” lalu berteriak-teriak karena takut. Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!””
(Matius 4:26-27)
Mungkin saat ini Anda baru saja keluar dari dalam badai, atau sedang memasuki suatu badai, atau sedang berada di tengah-tengah badai, karena kita semua memiliki badai dalam kehidupan kita. Badai dapat saja menghancurkan kehidupan Anda.
Ada beraneka macam badai yang datang dalam kehidupan kita. Ada badai yang berhubungan dengan kehidupan moral. Ada badai yang menimpa kedaan ekonomi dan keuangan kita. Ada juga badai yang menggerogoti kesehatan kita ketika dokter memberitahu penyakit yang ada dalam tubuh Anda. Berita itu pasti menakutkan Anda. Mari perhatikan renungan SRHI hari ini yang berdasarkan Injil Matius 14:22-33. Silakan Anda membaca firman Tuhan tersebut.
Saat itu Tuhan Yesus baru saja selesai membuat mujizat. IA memberi makan kira-kira lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak dengan menggunakan lima roti jelai dan dua ekor ikan. Setelah itu Yesus segera menyuruh murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara Ia pergi ke atas gunung seorang diri untuk berdoa.
Ketika hari sudah malam, perahu murid-murid Yesus sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan sedang diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. Sewaktu murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: “Itu hantu!,” lalu mereka berteriak-teriak karena takut. Tetapi Yesus berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” (Matius 14:27)
Apakah Anda hari ini sedang dilanda oleh badai? Badai kehidupan? Sekali lagi penulis ingin mengingatkan bahwa badai sering ditemui dalam kehidupan kita walaupun kita taat kepada Tuhan Yesus. Coba perhatikan firman Tuhan yang kita baca hari ini. Apakah murid-murid Tuhan Yesus itu sedang melakukan apa yang dikehendaki oleh-Nya? Ya. Mereka sedang melakukan hal yang Tuhan Yesus perintahkan kepada mereka dan mereka dilanda badai. Jadi jika saat ini Anda sedang berada di tengah badai, tidak selalu berarti bahwa Anda berada dalam jalan yang salah. Tidak berarti Anda telah membuat beberapa keputusan yang salah, meski ada kalanya kita melakukan hal itu. Yang perlu Anda ketahui ialah bahwa jalan tersuci tidak selalu merupakan jalan yang paling mulus. Banyak contoh kita temukan dalam Alkitab. Stefanus mati dirajam dengan batu hanya karena dia bersaksi tentang Tuhan Yesus. Rasul Paulus banyak mengalami penganiayaan dan dimasukkan ke dalam penjara hanya karena bersaksi tentang Tuhan Yesus. Rasul Yohanes dibuang ke PulauPatmos hanya karena memberitakan tentang Tuhan Yesus. Tuhan membawa kita ke dalam badai melalui pimpinan Roh. Tuhan Yesus memerintahkan murid-murid itu untuk naik ke perahu dan menyeberang. Peristiwa seperti itu dapat kita saksikan ketika Tuhan Yesus dicobai di padang belantara setelah DIA berpuasa 40 hari 40 malam, “Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis” (Matius 4:1).
Jadi pembaca SRHI yang dikasihi Tuhan Yesus, ketahuilah dan bersemangatlah bahwa di tengah badai ini, Anda mungkin benar-benar sedang melakukan apa yang menjadi kehendak Allah. Badai ini mengajarkan Anda bahwa dalam ketaatan kepada Tuhan Yesus, terkadang kita harus menghadapi badai.
Satu hal lagi yang dapat kita pelajari dari firman Tuhan hari ini, badai harus mengingatkan kita akan janji Allah. Mungkin Anda bertanya “Ayat mana menyatakan hal itu dalam firman Tuhan hari ini?” Mari perhatikan ayat 22: “Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang” . Perhatikan kalimat “Mendahului-Nya ke seberang”. Yesus berjanji akan menemui mereka di seberang. Itu berarti mereka akan dapat melalui danau itu dan tiba di seberang. Jadi yakinlah Saudara, bahwa apabila kita melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan bagi kita, pasti kita dapat menyelasaikannya dengan berhasil walaupun ada badai yang coba menggagalkan kita. Firman Tuhan ini menyatakan bahwa ketika murid-murid itu sedang diterjang angin badai, Tuhan Yesus berjalan di atas air yang sedang diamuk badai. “Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” (Matius 4:27). Apabila Anda sedang berada dalam badai ingatlah janji Tuhan: “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya”. (1 Korintus 10:13).
(JET23122022)
Pokok Doa:
- Bersyukur atas pembangunan sarana, prasarana dan infrakstruktur di berbagai wilayah NKRI selama tahun 2022;
- Partai peserta Pemilu dapat menyiapkan kader-kader yang baik dan calon pemimpin yang takut akan Tuhan, memiliki kinerja baik dan berintegritas;
- Secara pribadi jemaat merefleksi hidup dan memohon ampun atas dosa pelanggaran yang dilakukan sepanjang tahun, kiranya terjadi pertobatan yang sungguh.
Pokok Doa Cabang GERBANG MUTIARA, Landak, Kalimantan Barat
- Pelayanan dan kesehatan Gembala Sidang: Pdt. Timbul Purwono serta keluarga serta dimampukan Tuhan terus melayani;
- Bersyukur untuk Bagas (10 th) anak GS nomor dua sudah tidak sesak lagi, sebelumnya sejak 6 th sampai tahun lalu tiap bulan opname di RS (asma);
- Pelaksanaan Ibadah Malam Natal 24 Desember malam dan 25 Desember dan Perayaan Natal Malam Puji-Pujian pada 27 Desember;
- Pelaksanaan Ibadah tutup tahun 31 malam dan Ibadah Tahun Baru 1/1/23 pagi.