![](http://gbik.info/wp-content/uploads/2020/07/1_Xh9hZqxjhOhYmhRLnir_Tg.jpeg)
”Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.”
(Luk. 15:18-19)
Setiap orang yang percaya kepada Tuhan bahwa Ia adalah pencipta segala sesuatu dan penguasa segala sesuatu, maka tidak akan pernah meninggalkan-Nya dalam situasi dan kondisi apapun. Namun jika seseorang terlena dengan godaan dunia lalu jatuh dan meninggalkan Tuhan begitu jauh, harusnya pada saat yang kritis dan krisis ingat, mencari, mendekat dan kembali terhubung dengan Tuhan yang adalah Bapa bagi setiap orang percaya.
Dalam bacaan firman Tuhan di atas, Tuhan Yesus menceritakan satu kisah transformasi spiritual tentang anak yang hilang, yang telah kembali mencari, mendekat kepada Tuhan supaya kembali terhubung dengan-Nya setelah pergi meninggalkan-Nya. Lebih jelasnya secara singkat penulis sampaikan bahwa ada seorang pemuda yang membawa harta warisan yang diberikan oleh ayahnya dan menghabiskannya untuk berfoya-foya. Kemudian, ketika bencana kelaparan melanda, ketika segalanya berubah menjadi sangat buruk, akhirnya ia berkata, “Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebut anak bapa, jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa” (Luk. 15:18-19).
Bagi penulis dan kita semua tentunya terberkati dengan kebenaran firman Tuhan di atas. Perumpamaan anak yang hilang ini mengingatkan kita akan kecenderungan kita untuk menyimpang jauh dari Bapa yang menciptakan dan mengasihi kita. Namun lebih dari itu, perumpamaan ini mengingatkan kita akan kesetiaan, pengampunan, dan kasih Allah kepada setiap anak-Nya terbukti ketika putra bungsunya kembali ke rumah, ayahnya melihatnya dari kejauhan dan berlari mendapatkan anak bungsunya lalu merangkul dan menciumnya bahkan memberi jubbah terbaik, cincin pada jarinya, sepatu pada kakinya, dan menyembelih lembu tambun untuk dimakan dan bersukacita (Luk. 15:24).
Saudaraku sekalian yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, itulah transformasi spiritual dalam kehidupan seseorang dan jikalau kita selama ini juga seperti anak yang hilang, marilah mencari dan mendekat kepada-Nya supaya kembali terhubung dengan-Nya, Tuhan Bapa kita. Adapaun beberapa contoh lainnya dalam Alkitab yang mengalami transformasi spiritual adalah Yesaya, Musa, dan rasul Paulus. Ketika Yesaya semakin dekat dengan Allah, ia berubah dari seorang yang berhati kecil menjadi seorang nabi yang berdiri dengan gagah berani. Ketika Musa semakin dekat dengan Allah ia berubah dari seorang putra Firaun yang diistimewakan menjadi seorang pria rendah hati yang memimpin umat Allah keluar dari Mesir. Dan ketika rasul Paulus berjumpa dengan Kristus, ia berubah dari seorang penganiaya orang Kristen menjadi pewarta Injil Kristus. Tuhan Yesus memberkati.
(AP14092022)
Pokok Doa:
- Kegiatan Ibadah Doa Rabu secara hybrid dapat dilaksanakan dengan baik, jemaat yang hadir onsite dan online dapat saling mendoakan, menguatkan dan terberkati oleh Firman Tuhan;
- Para pengurus gereja (Gembala Sidang, AGS, para Diakon, karyawan gereja, panitia perancang) serta para petugas yang ditunjuk dapat memberikan pelayanan yang baik, diberi kesehatan dan hikmat untuk kemuliaan Tuhan;
- Pemerintah NKRI (Presiden, Wapres, para Menteri dan pemimpin Lembaga tinggi negara hingga satuan terkecil, ketua RT dan perangkatnya) diberikan hikmat Tuhan dalam memerintah negeri.
Pokok Doa Cabang SEKADAU, Kalimantan Barat
- Kesehatan jemaat Lansia: Ibu Omba;
- Jemaat yang kuliah di luar kota: ibu Dessy (bidan yang bekerja di RSUD Sekadau, kuliah di UI) dan Sdri. Daniella (studi di STBI Semarang);
- Sdr. Gisa, Sdr. Abraham, dan Sdri. Lia yang sedang dalam tugas akhir kuliah di Untan Pontianak;
- Sdri. Enjeli Agustin yang masih dalam masa perkuliahan di Untan Pontianak;
- Kel. Bapak Evan yang bekerja diluar kota;
- Jemaat yang belum bergabung di gereja: Kel pak Edy Asin, Kel. Bpk. Yanto, Kel. Bapk. Pudi, Bpk. Agus Muluri, Kel. Ibu Sari dan Sdr. Ely.
Shalom basodara dalam Yesus,
Kesan pembaca kisah ini, macam macam anak ini kurang ajar karena Bapa belum mati, warisan sudah ia minta, namun kalau direka-reka, mungkin Bapa ke 2 anak laki laki ini sudah wafat dan warisannya mereka tau itu ada, sedangkan Bapa yang sekarang mungkin suami ibu mereka setelah Bapa mereka meninggal dunia, jadilah bagi bagi warisan karena mereka ta sudi diatur oleh Bapa mereka yang sekarang. Bijaksana Bapa ini bagi warisan mereka mengelola sendiri bagian mereka masing masing sampai muncul kisah yang sedemikian parah di keluarga mereka. Masa kelaparan kehabisan uang bahkan makanan babi ta bisa mengembalikan harkat anak yang hilang ini. Masa pandemi, keluarga terpuruk bisa bangkit seperti anak hilang ini? Anak ini bangkit saat ia berkomunikasi dengan hatinya sendiri, sampai ia bisa dengar swara Bapanya lalu ia mau ambil keputusan dan bangkit. Bapanya sudah tunggu dia dari jauh teras rumah Bapa berlari hampiri dia, antara mereka telah terjalin komunikasi dalam Roh Kudus! Jika dari jauh anak itu ragu mau pulang tetapi Bapa yang bijak ini sambut dia dengan spektakuler. Si sulung tidak punya roh yang rela untuk terima adik yang telah bertobat dia anggap itu perlakuan yang tidak adil namun kebijakan Bapa yang menentukan apa yang layak terima pengampunan darinya dan pesan Tuhan serupa ada diantara umatNya yang tidak memiliki roh yang rela ada orang yang bertobat dan mendapat fasilitas yang tentu itu kebaikan hati yang dari Bapa Surgawi. Kiranya pesan Tuhan Yesus dalam kisah anak yang hilang ini bermakna bernilai luhur agar umatMu khususnya jemaat GBIK, bisa tidak salah meresponi Swara Roh Kudus yang terlalu halus hampir ta terdengar. Ajar kami Bapa untuk memiliki telinga dan hati seorang murid agar peka dengar swaraMu Bapa Surgawi. Amin