KASIH-NYA MENJADIKANKU HIDUP TENANG
(Mzm. 62:6-9)
Semua orang dalam mengarungi kehidupannya mendambakan kondisi keamanan yang kondusif. Hal ini dimaksudkan agar dalam hidupnya mendapatkan ketenangan. Segala upaya dilakukan untuk mendapatkan keamanan dan ketenangan tersebut. Supaya hidup aman dan tenang ada orang yang berusaha keras agar menjadi kaya raya, sehingga jaminan hidup hari tuanya terjamin, aman dan tenang. Karena hartanya yang banyak orang berusaha membuat pagar rumah yang tinggi supaya tidak diganggu oleh orang jahat. Untuk itu pula mereka menempatkan satpam atau security guna menjaga rumah dan penghuninya sehari 24 jam. Apakah dengan semua itu orang kaya telah mendapatkan apa yang dicarinya, apa yang dirindukannya?
Daud adalah raja Israel ke dua sesudah Saul. Sebagai seorang raja, ia bukan lagi kaya raya tetapi mahakaya. Sebagai raja pastilah tinggal di istana yang dijaga pasukan pengawal raja 24 jam setiap hari. Apa yang dikatakan Daud dalam usahanya memperoleh keamanan dan ketenangan? Dalam Mazmur 62, Daud menyatakan dengan jelas, “Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nya lah keselamatanku. Hanya Dia gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.” (Mzm. 62:2-3, 6,7). Melihat apa yang dialami dan dirasakan oleh Daud kita bisa menyatakan bahwa rasa aman dan tenang bukan semata-mata disebabkan oleh kondisi di sekitar kita, tetapi lebih kepada perasaan hati yang dekat dengan Allah. Artinya kondisi lingkungan kondusif dan terjaga dengan baik, tetapi kalau suasana hati kurang baik, maka kita akan tetap merasa kurang aman, kurang tenang. Lihatlah sekalipun lingkungan di sekitar Daud kurang kondusif, menguatirkan, tetapi Daud tetap tenang. “Berapa lamakah kamu hendak menyerbu seseorang, hendak meremukkan dia, hai kamu sekalian, seperti terhadap dinding yang miring, terhadap tembok yang hendak roboh? Mereka hanya bermaksud menghempaskan dia dari kedudukannya yang tinggi; mereka suka kepada dusta, dengan mulutnya mereka memberkati, tetapi dengan hatinya mereka mengutuki.” (Mzm. 6:4-5).
Dengan berkaca pada apa yang dialami dan dirasakan oleh Daud yang disarikannya dalam Mazmur 62:1-9, kita bisa menyatakan bahwa hidup kita akan aman dan tenang jika hati kita dekat dengan Allah, karena diyakininya Dia adalah sumber keselamatan, gunung batu, dan kota benteng yang tak pernah tergoyahkan dalam menjaga dan melindungi kita. Sebaliknya hati kita tak akan tenang sekalipun kondisi lingkungan sekitar nyaman dan kondusif, tetapi hati kita jauh dari Allah yang Mahatinggi. Jangan terlalu berfokus pada kondisi lingkungan sekitar kita, tetapi berfokuslah pada hati yang dekat dengan Allah. Mengapa? Karena Allah kita adalah Allah yang Mahakuasa, sehingga Dia bukan hanya berkuasa atas hati kita, tetapi juga berkuasa atas kondisi di sekitar kita, Dia pasti dapat melakukan sesuatu yang membuat kondisi di sekitar kita akan menunjang keamanan dan ketenangan hidup kita. Kalau pada saat-saat tertentu kondisi sekitar kita rasakan tidak mendukung terciptanya keamanan dan ketenangan hidup kita, yakinlah itu adalah menurut pikiran kita bukan pikiran Tuhan. Allah kita adalah Allah yang Mahakuasa, Mahatahu dan Mahahadir, kemahakuasaan-Nya kemahatahuan-Nya dan kemahahadiran-Nya menjadi jaminan bagi kita bahwa kasih-Nya menjadikan kita hidup aman dan tenang.
Sekarang mari kita lebih mendekatkan diri kepada Allah, mari merasakan sungguh-sungguh belaian lembut kasih-Nya, pastilah kita akan merasakan keamanan, kenyamanan dan ketenangan. Berusahalah menikmati ketenangan itu dengan penuh penyerahan kepada-Nya, karena di saat kita berserah dan percaya kepada-Nya, maka Dia akan bertindak sesuai dengan rencana-Nya (Mzm. 37:5). Tuhan Yesus memberkati, Amin.