Bacaan Alkitab : Imamat 26 – 27
(Kurun waktu : diperkirakan 1.446 – 1.444 S.M.)
“Membuat Keputusan Yang Benar”
download versi word file : Renungan Harian – Tgl 25 Februari 2017
Mungkin kita akan menanyakan arah jalan yang benar kepada seorang polisi lalu lintas, ketika kita merasa bingung hendak memilih jalan yang paling sesuai. Namun demikian, ada keputusan-keputusan tertentu dalam hidup ini yang sangat penting untuk kita lakukan sendiri. Beberapa dari keputusan-keputusan tersebut misalnya : untuk menikah ataupun tidak menikah; untuk bercerai, berpisah sementara waktu atau untuk tinggal bersama; untuk memiliki keturunan atau tidak; untuk menempuh jenjang pendidikan yang lebih lanjut, atau untuk berganti karir maupun pekerjaan. Meskipun keputusan-keputusan tentang hal-hal tersebut memang penting untuk dilakukan, tetapi ada satu hal lagi yang lebih penting untuk diputuskan : apakah kita akan memilih berada di jalan TUHAN dan mematuhiNya, atau sebaliknya, kita memilih untuk ikut arus dunia dengan segala keinginannya. Berada di jalan TUHAN akan menghasilkan kedamaian dan berkat, sedangkan mengikuti pola hidup duniawi akan berujung pada kehancuran dan kebinasaan. Pengampunan dan kedamaian dapat selalu kita temukan di dalam Yesus. Kiranya Renungan Harian hari ini akan dapat membantu kita untuk melakukan keputusan-keputusan yang benar, yang akan menuntun kita menuju hidup yang lebih baik.
Pada tahun 2 Sebelum Masehi, ummat Israel berkemah di lembah Gunung Sinai di padang gurun Sinai. Tiga bulan sebelumnya, bangsa Israel telah dibebaskan Allah dari belenggu perbudakan di Mesir (Kel. 19 : 1). Kemudian Allah menyelamatkan ummatNya dari serangan bangsa-bangsa asing yang menjadi musuh mereka. Ia menyediakan segala keperluan ummatNya ketika mereka berada di padang gurun, dan berjanji untuk memenuhi perjanjianNya dengan Abraham. Tetapi ketika Musa sedang mendaki Gunung Sinai untuk menerima hukum-hukum Allah yang mengatur kehidupan ummatNya, serta perintah untuk mendirikan kemah suci yang dapat dibongkar dan dipindahkan (Tabernakel), orang Israel malahan menyembah sebuah berhala anak lembu emas. Allah sangat murka dan hampir membinasakan mereka, namun kemudian melalui doa syafa’at Musa bagi ummat Israel, lalu hati Allah melunak dan Ia mengampuni mereka. Lalu setelah mereka memiliki hubungan yang dipulihkan kembali dengan Allah, mereka dapat memulai pembangunan Tabernakel. Pada hari yang pertama dalam bulan yang pertama, pada tahun yang ke dua sejak setelah mereka dibebaskan dari perbudakan Mesir, mereka memulai pendirian Tabernakel (Kel. 40 ; 17). Musa memberikan segala peraturan-peraturan yang diperlukan agar ummat Israel dapat tetap hidup kudus, murni dan dipisahkan bagi Allah didalam sikap penyembahan dan hidup sehari-hari mereka (kitab Imamat). Pada bagian akhir kitab Imamat, Allah memberikan janji-janji bersyarat berupa berkat dan sebaliknya juga kutuk, bagi ummat Israel yang mematuhi ataupun menolak setiap hukum dan perintah yang diberikan Allah tersebut. Kitapun telah mendapat pengampunan dosa dan saat ini memiliki janji-janji hidup yang baru bersama Allah. Ia menghendaki agar kita dapat hidup kudus dan mematuhi setiap FirmanNya. Sebagai imbalan atas kepatuhan tersebut, Ia akan memberkati kita dan membuat kita terus menghasilkan buah-buah rohani yang berkenan kepadaNya (Yohanes 15 : 1 – 11).
Dalam bacaan hari ini, kita belajar bahwa jika ummat Israel mau mematuhi segenap perintah dan hukum-hukum Allah, maka Ia berjanji bahwa mereka akan memperoleh panen yang tidak pernah habis, damai di tanah yang mereka diami, dan mendapat perkenanan Allah. Berkat-berkat TUHAN diberikan bagi orang-orang benar dan mereka dapat merasakan hadirat Allah serta sukacita yang kekal. Jika ummat Israel mau patuh, Allah akan memberikan berkat dan perlindungan bagi mereka. Tetapi sebaliknya, jika mereka tidak mematuhi perintah-perintah Allah, maka Allah akan mengutuk mereka. Mereka akan mengalami ancaman terror dari para musuh mereka, bencana kekeringan dan kelaparan, bahkan Allah sendiri akan menentang setiap usaha mereka, mereka sendiri akan saling membinasakan, akan diserang dan dikalahkan oleh para musuh, dan akhirnya mereka akan terusir dari tanah yang dijanjikan Allah bagi mereka.
Sama seperti yang terjadi kepada ummat Israel, bagi orang Kristiani yang telah dibebaskan Allah dari perbudakan dosa, dan kepadanya telah diberikan perjanjian yang baru dari Allah dan pengampunan atas segala dosa dan kesalahan mereka, dan yang telah menerima berkat Allah karena mereka telah hidup di dalam kebenaran, namun kemudian mereka jatuh ke dalam dosa karena menjauhi perintah TUHAN, sehingga kini mereka berada di dalam jerat dosa kembali. Misalnya saja, seorang Kristen yang telah menikah, dapat saja terjatuh dalam dosa affair (bentuk kata yang lebih halus dari perzinahan) dengan orang lain; mungkin saja kemudian ia terjerat masalah dosa pornografi; atau ia dapat saja menjadi seorang pembohong, penipu dan pencuri, dan tentunya orang tersebut akan menderita akibat perbuatan dosanya tersebut. Allah akan bertindak menentang mereka. Allah mendisiplin anak-anakNya untuk tujuan kebaikan, agar kita dapat tetap hidup kudus (Ibrani 12 : 6, 10).
Ada harapan bagi ummat Israel dan juga bagi kita, jika kita mau bertobat dari setiap pelanggaran yang telah kita lakukan (Imamat 26 : 40 – 45 dan I Yoh. 1 : 9). Allah akan mengampuni mereka dan memelihara perjanjian yang telah dibuatNya dengan ummatNya; Allah mau mengampuni segala dosa kita juga dan memulihkan kondisi kita.
Imamat 26 : 46 sepertinya hendak memberikan ringkasan dan menjadi bagian akhir dari kitab Imamat, tetapi ternyata tidak, kita masih memiliki satu pasal lagi. Tampaknya sesuatu telah terjadi, sehingga kemudian Musa memberikan suatu catatan tambahan (appendix) (Imamat 27) untuk menuliskan peraturan-peraturan yang berkenaan dengan nazar/ janji seseorang. Meskipun pandangan tentang hal ini masih berupa spekulasi, mungkin saja setelah ummat Israel mendengar tentang segala berkat dan kutuk yang terdapat di dalam kitab Imamat 26, kemudian mereka ingin membuat keputusan yang benar; mereka membuat perjanjian untuk mematuhi segenap perintah dan hukum Allah agar hidup mereka dapat diberkati. Untuk mengikat segala komitmen mereka kepada Alllah, maka mereka ingin mempersembahkan hidup mereka, keluarga mereka, hewan ternak dan property yang mereka miliki, kepada TUHAN. Oleh sebab itu, Allah merasa perlu untuk menetapkan peraturan-peraturan berkenaan dengan membayar (memenuhi) nazar. Tidak ada penjelasan mengenai pencantuman nilai nazar sebagaimana ditetapkan di dalam pasal tersebut, tetapi nilai pembayaran nazar yang cukup tinggi tersebut, akan membuat ummat Israel mempertimbangkan baik-baik tentang nazar tersebut, sebelum melakukannya. Jika kemudian ummat Israel berubah pikiran dan menginginkan agar nilai uang dari nazar yang mereka lakukan untuk dikembalikan/ ditebus, maka mereka harus menebus dengan tambahan 20% atas nilai nazar tersebut. Tetapi untuk beberapa hal tidak dapat ditebus kembali. Hal ini tentu akan menghindari terjadinya praktik penarikan kembali atas property ataupun hewan ternak yang tadinya telah dipersembahkan bagi TUHAN. Apakah kita hendak membuat nazar? Bacalah hal-hal yang dikatakan Alkitab berkenaan dengan nazar :
Amsal 20 : 25 “Suatu jerat bagi manusia ialah kalau ia tanpa berpikir mengatakan “Kudus”, dan baru menimbang-nimbang sesudah bernazar.”
Pengkhotbah 5 : 3-4 “ Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya, karena Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh. Tepatilah nazarmu. Lebih baik engkau tidak bernazar dari pada bernazar tetapi tidak menepatinya.”
Maleakhi 1 ; 14 “Terkutuklah penipu, yang mempunyai seekor binatang jantan di antara kawanan ternaknya, yang dinazarkannya, tetapi ia mempersembahkan binatang yang cacat kepada Tuhan. Sebab Aku ini Raja yang besar, firman TUHAN semesta alam, dan nama-Ku ditakuti di antara bangsa-bangsa.”
Yesus berfirman di dalam kitab Matius 5 : 33 – 37 :
“(5:33) Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. (5:34) Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, (5:35) maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; (5:36) janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun.(5:37) Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.”
Untuk Direnungkan dan Dilakukan :
Memilih jalan hidup yang sesuai dengan perintah TUHAN akan memberikan kedamaian dan berkat; sebaliknya, jalan hidup yang mengikuti arus dunia akan menuju kepada kehancuran dan kebinasaan. Pengampunan dan kedamaian dapat ditemukan di dalam Yesus ;
Allah menghendaki kepatuhan, dan jika kita mau patuh kepada perintah-perintahNya, maka Ia pasti akan memberkati kita dan hadir di dalam hidup kita ;
Hati Allah akan tersakiti jika kita menjalani hidup yang tidak kudus. Allah sedemikian memperhatikan kita, sehingga Ia tidak akan membiarkan kita tersesat di dalam ketidak-patuhan ;
Sungguh hal yang menyenangkah hati Allah, jika kita dapat mengambil keputusan yang benar dan mau mendedikasikan hidup kita bagi TUHAN (Roma 12 : 1 – 2). Namun demikian kita harus memastikan bahwa kita tetap memegang komitmen bagi TUHAN. Janganlah kita dengan mudah membuat komitmen di hadapan TUHAN karena pengucapan nazar merupakah hal yang sungguh-sungguh dituntut Allah. Pastikanlah dengan bijak bahwa Anda akan memenuhi nazar tersebut, atau jika tidak, sebaiknya jangan membuat nazar sama sekali.
Pertanyaan Untuk Diskusi :
Dalam kitab Imamat 26, kita belajar tentang berkat TUHAN yang menyertai kepatuhan akan perintah-perintahNya, dan sebaliknya kutuk, jika tidak melakukan segala perintah TUHAN. Bagikanlah, seberapa besar Anda telah merasakan berkat-berkat TUHAN sampai saat ini, karena Anda telah mematuhi perintah-perintahNya? Dan berdasarkan pengalaman hidup Anda : apakah Anda telah melihat bahwa sungguh : kepatuhan mendatangkan berkat, dan ketidakpatuhan membawa kutuk?
Ayat Hafalan Hari Ini :
Mazmur 34 : 12 – 14 “(34:12) Siapakah orang yang menyukai hidup, yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik? (34:13) Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu; (34:14) jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, carilah perdamaian dan berusahalah mendapatkannya!
Komentar dunia :koq ada Allah yg bisa menyesal? Penyataan yg dibrikan utk saya adalah “prayer changes things” Musa seringkali berdoa dg hatinya yb lembut, Tuhan ubah murka dan tulah2 utk bangsa Mesir, Raja Mesir tau itu shg perintahkn Musa utk doa kpd Allah Bangsa Israel, tetp setiap kali tulah stop,timbul keras hati,samp dg tulah ke10. Kesimpulannya, bukan sosok Tuhan bisa sesal hati sprt hati manusia, lbh kpd doa Musa yg d jwb, prayer changes things,kota niniwe misalnya juga luput krn doa puasa bangsa plus hewam2nya,bnyk doa jauhkn Murka Allah dari hdp Bangsa, tettp darimana keras hati itu? HEBREW 3:8,11,13;4:3,7 Dimana pintu pengertian itu sulit terbuka? Apkh injil hrs teruuuus tertutup sampe kini? 2 KOR 4:3-4 MARI evaluasi jalan iman kita? Ada prayer changes things? Ada 1 org yg doa utk kita? Patut kita ucap syukur. Trm ksh Yesus
Lebih sering umat cek cok masalah ber BAHASA thd 1 ayat Firman Tuhan bahkn umat Kristen tak satu visi soal Baptsan? Cara Perjamuan Tuhan? Aplagi ttg Bahasa Roh? Dll “pengetahuan” di debat kan siang malam hasilnya masing2 malah tanggalkan iman, krn perjuangannya debat soal pengetahuan ayat2 bukan juang iman. 1 tim 6:21-21