SRHI 15 JUL 22 – JANGAN MENJAUH DARI PERIBADATAN!

“Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat”
(Ibr. 10:25)

Mencari Allah atau beribadah kepada-Nya adalah anjuran Alkitab bagi semua orang; baik secara pribadi (1 Taw. 28:9), secara kelompok umat pilihan Allah (Ul. 4:15-29), dan secara menyeluruh dalam bentuk suatu bangsa (Yes. 11:10). Mencari Allah dan beribadah kepada-Nya adalah kebutuhan pokok manusia karena firman Tuhan berkata demikian, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkannya kepadamu” (Mat. 6:33.)

Mencari Tuhan dan beribadah kepada-Nya tidak hanya secara formalitas. Artinya secara pura-pura dan secara lahiriah, sedangkan hati dan pikiran jauh dari Tuhan (Yes. 29:13). Sebab itu ibadah dan mencari Tuhan yang dilakukan oleh bangsa Israel sangatlah dibenci oleh Tuhan (Amos. 4:6). Mereka dituntut untuk memberlakukan keadilan (Amos 5:24). Israel diminta untuk mencari Tuhan dengan sepenuh hati, tenaga, dan pikiran, serta melakukan hukum Tuhan secara terus menerus dalam hidup mereka; terlebih bagi kita yang sudah ditebus oleh Tuhan Yesus dengan darah-Nya dituntut untuk menghadap Tuhan dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh (Ibr. 10:22). Itu berarti ibadah dan mencari Tuhan adalah gaya hidup kita sebagai orang percaya dan bukan suatu upacara.

Mengapa kita harus mencari Tuhan dan jangan menjauh dari peribadahan? Itulah pertanyaan yang perlu kita renungkan. Alkitab memberikan jawaban yang penting atas pertanyaan ini.

  1. Kita mencari Allah dan jangan menjauh dari peribadahan karena di dalam Dia ada kehidupan.
    Nabi Amos berkata, “Sebab beginilah firman Tuhan kepada kaum Israel: Carilah Aku, maka kamu akan hidup!” (Amos. 5:4). Itu berarti kehidupan yang sesungguhnya secara berkelimpahan didapatkan manusia, saat ia mencari Allah dan beribadah kepada-Nya. Kepada Adam manusia pertama, Allah memberikan nafas hidup (Kej. 2:7). Tanpa nafas hidup yang diberikan Allah, manusia hanya segumpal tanah yang mati (Ayb. 34:14-15). Kehidupan berasal dan berada dalam kendali kuasa Allah karena Ia adalah sumber kehidupan (Mzm. 36:10; Yer. 2:13), dan Imam Besar sebagai kepala Gereja yang telah menyelamatkan kita manusia berdosa (Ibr. 10:19-20). Ini sangatlah jelas bahwa di luar Dia tidak ada kehidupan (Ayb. 3:16, Mzm. 49:19-20) karena Ia adalah Allah yang bertindak dan mencipta, sekaligus yang memberikan kehidupan (Ayb. 33:4). Dalam Perjanjian Baru, dijelaskan bahwa Allah itu adalah Allah yang hidup (Yoh. 1:4), sekaligus Allah yang memberikan kehidupan segala sesuatu di dunia (1 Tim. 6:13).
  2. Kita mencari Allah dan jangan menjauh dari peribadahan selagi masih ada kesempatan.
    Kesempatan mencari Tuhan tidak selalu ada. Bukan karena Allah berubah atau berpindah-pindah tempat. Mungkin karena kita terhadang berbagai kendala misalnya sakit, bencana alam, keadaan perang, atau meninggal. Maka, selagi Ia dapat ditemui – temuilah!” (1 Taw. 28:), dan selama masih siang; akan datang malam, tidak ada seorang pun yang dapat bekerja – bekerjalah!”(Yoh. 9:4).

Mari kita renungkan firman Tuhan ini baik-baik dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan perbuatan baik, saling menasihati, dan semakin giat melakukan menjelang hari Tuhan yang mendekat (Ibr. 10:24-25). Tuhan Yesus memberkati.
(AP15072022)

Pokok Doa:

  1. Berdoa untuk para suami supaya dapat menjadi kepala keluarga yang baik serta mengasihi dan setia kepada pasangannya;
  2. Berdoa bagi para ayah supaya menjadi pengayom keluarga dan mengasihi anak-anaknya dengan kasih yang tulus;
  3. Berdoa bagi pemuda yang belum mendapatkan pasangan hidup supaya terus berharap kepada Tuhan dan tidak menggadaikan imannya demi memperoleh pasangan hidup.

Pokok Doa Cabang SEKADAU, Kalimantan Barat

  1. Pelayanan dan kesehatan Gembala Sidang: Pdm. Sebunbia serta keluarga;
  2. Bersyukur atas kekuatan dan kesehatan dari Tuhan;
  3. Kelancaran dan hikmat Tuhan pada GS dalam melaksanakan kegiatan: Kunjungan ke jemaat, bimbingan kelas Baptisan, dan SIL pada Bulan Juli;
  4. Rencana gereja untuk memasang keramik dan mengecat bangunan asrama, agar Tuhan siapkan material dan dana yang diperlukan.