SRHI 14 JUL 22 – IBADAH YANG BENAR MENDATANGKAN KEBANGUNAN ROHANI (2 Tawarikh 30:1-23)

“Janganlah berlaku seperti nenek moyangmu dan saudara-saudaramu yang berubah setia terhadap TUHAN, Allah nenek moyang mereka, sehingga Ia membuat mereka menjadi kedahsyatan seperti yang kamu lihat sendiri. Sekarang, janganlah tegar tengkuk seperti nenek moyangmu. Serahkanlah dirimu kepada TUHAN dan datanglah ke tempat kudus yang telah dikuduskan-Nya untuk selama-lamanya, serta beribadahlah kepada TUHAN, Allahmu, supaya murka-Nya yang menyala-nyala undur dari padamu. Karena bilamana kamu kembali kepada TUHAN, maka saudara-saudaramu dan anak-anakmu akan mendapat belas kasihan dari orang-orang yang menawan mereka, sehingga mereka kembali ke negeri ini. Sebab TUHAN, Allahmu, pengasih dan penyayang: Ia tidak akan memalingkan wajah-Nya dari pada kamu, bilamana kamu kembali kepada-Nya!”
(2 Taw. 7:14-16)

Alkitab mencatat ada beberapa Kebangunan Rohani besar yang pernah terjadi baik pada Zaman Perjanjian Lama maupun pada zaman Perjanjian Baru. Salah satu kebangunan rohani besar adalah yang terjadi pada zaman Raja Hizkia yang dicatat dalam Kitab 2 Tawarikh pasal 29-30.

Hizkia berumur dua puluh lima tahun pada waktu ia menjadi raja dan memerintah selama 29 tahun. Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN. Ketika dia naik tahta, keadaan kerohanian bangsa Yehuda sangat merosot. Bait Allah tidak terpelihara. Pintu-pintunya tertutup dan rusak. Para imam dan orang Lewi tidak melakukan tugas-tugas mereka. Bangsa Israel dan Yehuda telah berubah setia terhadap Allah. Mereka melakukan apa yang jahat di mata TUHAN. Mereka telah meninggalkanTuhan, juga tidak lagi beribadah kepada Tuhan. Bahkan mereka menutup pintu-pintu balai rumah TUHAN dan memadamkan segala pelita. Mereka tidak membakar korban ukupan dan tidak mempersembahkan korban bakaran bagi Allah orang Israel di tempat kudus, sehingga murka TUHAN menimpa Yehuda dan Yerusalem. Itulah sebabnya Tuhan menghukum mereka. Nenek moyang mereka tewas oleh pedang, dan anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan beserta isteri-isteri mereka menjadi tawanan. (2 Tawarikh 29)

Kemudian Hizkia mengirim pesan kepada seluruh Israel dan Yehuda, bahkan menulis surat kepada Efraim dan Manasye supaya mereka datang merayakan Paskah bagi TUHAN, Allah Israel, di rumah TUHAN di Yerusalem. Dalam surat itu dipesankan dengan sungguh-sungguh: “Hai, orang Israel, kembalilah kepada TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, maka Ia akan kembali kepada yang tertinggal dari pada kamu, yakni mereka yang terluput dari tangan raja-raja Asyur” (2 Tawarikh 30:6). Di Yehuda nyata pula tangan Allah yang membulatkan hati mereka untuk melakukan perintah raja dan para pemimpin sesuai dengan firman TUHAN. Maka berkumpullah di Yerusalem banyak orang, suatu jemaah yang sangat besar, untuk merayakan hari raya Roti Tidak Beragi pada bulan yang kedua (2 Tawarikh 30:13).

Selanjutnya mereka menjauhkan mezbah-mezbah yang ada di Yerusalem; juga semua mezbah korban ukupan disingkirkan dan dibuang ke lembah Kidron. Mereka menyembelih domba Paskah. Para imam dan orang-orang Lewi merasa malu, lalu menguduskan dirinya dan membawa korban bakaran ke rumah TUHAN. Mereka berdiri pada tempatnya menurut peraturan yang berlaku bagi mereka masing-masing, sesuai dengan Taurat Musa, abdi Allah itu; para imam menyiramkan darah yang diterimanya dari orang-orang Lewi. Karena banyak di antara jemaah yang tidak menguduskan dirinya, sehingga menjadi tugas orang Lewi untuk menyembelih domba-domba Paskah bagi setiap orang yang tidak dapat menguduskannya bagi TUHAN karena mereka itu tidak tahir.

Raja Hizkia berdoa untuk mereka, katanya: “TUHAN, yang baik itu, kiranya mengadakan pendamaian bagi semua orang, yang sungguh-sungguh berhasrat mencari Allah, yakni TUHAN, Allah nenek moyangnya, walaupun ketahiran mereka tidak sesuai dengan tempat kudus. “TUHAN mendengar Hizkia dan membiarkan bangsa itu selamat” (30:18-20).

Saudara-Saudara pembaca SRHI yang dikasihi Tuhan, mari perhatikan yang berikut ini: TUHAN mendengar Hizkia dan membiarkan bangsa itu selamat. Tujuh hari lamanya orang Israel yang berada di Yerusalem merayakan hari raya Roti Tidak Beragi dengan kesukaan yang besar, sedang orang-orang Lewi dan para imam setiap hari menyanyikan puji-pujian bagi TUHAN dengan sekuat tenaga. Hizkia mengucapkan kata-kata pujian kepada semua orang Lewi yang menunjukkan akal budi yang baik dalam melayani TUHAN. Demikianlah orang memakan makanan perayaan selama tujuh hari, sambil mempersembahkan korban keselamatan dan mengucapkan syukur kepada TUHAN, Allah nenek moyang mereka. (ayat 20-22).

Kebangunan rohani itu membuat seluruh jemaah sepakat untuk berhari raya tujuh hari lagi. Lalu mereka berhari raya tujuh hari lagi dengan sukaria. Raja Hizkia, telah menyumbangkan kepada jemaah 1000 ekor lembu jantan dan 70.000 kambing domba. Juga para pemimpin menyumbangkan kepada jemaah 2000 ekor lembu jantan dan 10.000 ekor kambing domba. Dan sebagian besar para imam telah menguduskan diri. Seluruh jemaah Yehuda bersukaria, juga para imam dan orang-orang Lewi, dan seluruh jemaah yang datang dari Israel, serta orang-orang asing, baik yang datang dari tanah Israel, maupun yang tinggal di Yehuda.

Apakah Anda rindu mengalami hal seperti itu terjadi dalam hidup Anda dan gereja kita sehingga kita mengalami kebangunan rohani? Kita harus bersungguh-sungguh, dengan segenap hati beribadah kepada Tuhan. Jika umat Tuhan sungguh-sungguh mencari hadirat Allah, Ia pasti berkenan menerima ibadah mereka dan menyatakan kasih-Nya kepada umat-Nya.
(JET14072022)

Pokok Doa:

  1. Koster/penjaga gereja supaya dapat memelihara dan menjaga kebersihan Rumah Tuhan dengan penuh tanggung jawab;
  2. Tim Keamanan GBIK supaya dapat melakukan tugasnya dengan baik;
  3. Lingkungan gereja supaya terus kondusif supaya kita dapat terus beribadah dengan nyaman.

Pokok Doa BPW SUMUR BANDUNG, Lampung Timur

  1. Komitmen jemaat dalam pengumpulan persembahan dan janji iman setiap bulannya;
  2. Keluarga jemaat yang undur dari persekutuan supaya kembali aktif beribadah;
  3. Pemulihan kesehatan jemaat yang sedang sakit;
  4. Jemaat yang sedang mencari pasangan hidup: Sdr. Antonius.