SRHI 5 Jun 20 – SIMON TUKANG SIHIR; ROH KUDUS BUKAN MEREK DAGANG (Kis 8:4-25)

“Ketika Simon melihat, bahwa pemberian Roh Kudus terjadi oleh karena rasul-rasul itu menumpangkan tangannya, ia menawarkan uang kepada mereka, serta berkata: “Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus.” Tetapi Petrus berkata kepadanya: “Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang. Tidak ada bagian atau hakmu dalam perkara ini, sebab hatimu tidak lurus di hadapan Allah. Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini”

(Kisah Para Rasul 8:18-22)

Kisah Para Rasul 8:4-25  menceritera kisah seorang yang salah pengertian tentang kuasa Roh Kudus.  Cerita itu dimulai ketika Filipus pergi ke sebuah  kota di Samaria untuk memberitakan Injil.  Di sana dia memberitakan tentang Mesias dan melakukan banyak mujizat.  Filipus mengusir roh jahat dari orang yang kerasukan roh tersebut.  Selain itu,  banyak orang lumpuh dan timpang disembuhkan.  Hasilnya  banyak orang yang mendengar berita yang disampaikan oleh Filipus dan menyaksikan tanda-tanda yang dilakukannya, dengan bulat hati menerima berita yang disampaikan oleh Filipus.  Mereka kemudian dibaptis.

Salah seorang di antara  orang orang yang percaya itu bernama Simon.  Simon adalah seorang tukang sihir yang sangat terkenal di kota itu.  Dia berlagak sebagai seorang yang sangat penting.  Banyak orang yang kagum dan mengikut dia.  Orang orang Samaria menyebutnya sebagai “Orang ini adalah kuasa Allah yang terkenal sebagai Kuasa Besar”
Setelah Simon percaya dan dibaptis, dia selalu bersama Filipus.   Simon takjub menyaksikan hasil pelayanan Filipus.

Ketika rasul rasul di Yerusalem mendengar bahwa banyak orang percaya kepada Tuhan Yesus sebagai hasil pemberitaan  Filipus,  mereka mengutus  Petrus dan Yohanes ke Samaria.  Setibanya di Samaria, kedua rasul itu mendoakan sambil menumpangkan tangan di atas orang orang yang sudah percaya sehingga orang orang Samaria itu menerima Roh Kudus.  Ketika Simon melihat bahwa pemberian Roh Kudus terjadi oleh karena rasul rasul itu menumpangkan tangannya di atas orang lain,  maka Simon menawarkan uang kepada kedua rasul itu agar dia juga bisa memperoleh kuasa untuk menumpangkan tangan atas sesorang supaya orang itu menerima Roh Kudus.

Rasul Petrus menegur dia dengan sangat keras: “Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang.  Tidak ada bagian atau hakmu dalam perkara ini, sebab hatimu tidak lurus di hadapan Allah.  Jadi bertobatlah  dari kejahatan ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu itu.”   Lalu Simon meminta Petrus mendoakan dia agar hukuman yang diucapkan Petrus itu tidak terjadi kepadanya.  Untung sekali dia tidak bernasib sama dengan Ananias dan Safira.  Kita tahu bahwa suami isteri tersebut ditegur oleh Rasul Petrus  sebab mereka menipu Allah dan menipu Roh Kudus.  Dan atas teguran itu  Ananias dan Safira langsung “putus nyawanya”  (Kisah Para Rasul 5:1-10).   Untunglah Simon masih diberi kesempatan untuk bertobat.

Saudara,  apa yang membuat Rasul Petrus marah?  Rasul itu marah karena dia tahu bahwa motifasi Simon menjadi orang Kristen adalah salah.  Dia menjadi Kristen hanya nama atau tampak luarnya saja.   Hatinya masih hati yang lama.  Dalam ayat renungan kita hari ini disebutkan bahwa sebelum menjadi Kristen  “Dia berlagak sebagai orang penting”. Setelah Filipus datang memberitakan Injil, banyak orang mengikut Filipus.  Ketika Petrus dan Yohanes tiba,  lebih banyak lagi orang yang menjadi pengikut Kristus.  Saat Simon melihat bahwa hanya dengan menopangkan tangan, orang memperoleh kuasa Roh Kudus,  dia juga ingin memperoleh kuasa itu supaya dia masih tetap dipandang sebagai orang penting.  Dia ingin tetap menjadi tukang sihir yang terkenal bisa memberikan kuasa Roh Kudus kepada orang lain.  Pasti dia akan mendapat uang lebih banyak dari penghasilannya  sebelum  menjadi orang Kristen.   Dia ingin tetap disebut sebagai ,“Orang ini adalah kuasa Allah yang terkenal sebagai Kuasa Besar”.  Itulah sebabnya Petrus marah. Simon tidak lurus hatinya di hadapan Allah, ia irihati dan terjerat dalam kejahatan (8:25).

Saudara,  banyak orang sama seperti Simon, yang salah pengertian tentang Roh Kudus.  Mereka menjadikan  Roh Kudus sebagai merek dagang. Kalau dia punya bermacam –macam karunia,  dia  punya “status”  berbeda dengan orang lain.  Untuk itu dia mencoba melakukan apa yang dilakukan orang lain.   Menawarkan kepada orang lain kursus bahasa roh.  Mencari-cari berbagai macam karunia roh.  Melihat gereja lain anggotanya sampai ribuan, maka dia meniru segala yang dilakukan gereja itu walaupun tidak ada di dalam Alkitab.  Beberapa waktu lalu ada polemik tentang seorang hamba Tuhan yang menghardik / menengking dalam nama Tuhan Yesus supaya  Pandemi Covid-19 ini reda.  Sanpai saat ini Covid-19 masih tetap ada.

Kuasa Roh Kudus tidak bisa dibeli atau diajarkan.  Kuasa Roh Kudus adalah karunia yang diterima oleh setiap orang Kristen secara cuma-cuma, karena kuasa itu adalah anugerah Allah.  Tidak semua orang mempunya karunia yang sama.  Kita tidak perlu merasa “minder”  kalau kita tidak mempunyai karunia yang sama dengan orang orang Kristen “yang hebat”.  Layani dan muliakanlah Allah dengan kuasa Roh Kudus  sesuai dengan karunia yang diberikan olehTuhan untuk Saudara.   
(JET 050620)

Pokok Doa:

  1. Doakan pemberitaan Injil yang dilakukan melalui media sosial agar banyak hati yang terbuka dan rindu mengenal Tuhan Yesus secara pribadi;
  2. Doakan setiap anggota Tim SIL agar diberikan hikmat dan kemampuan dalam menyiapkan rangkaian acara;
  3. Doakan setiap jemaat yang Tuhan percayakan jabatan dibidang pemerintahan dan PNS, agar tetap memiliki kinerja yang baik serta menjadi berkat untuk banyak orang.