“Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.”
(Daniel 6:10)
Judul renungan SRHI kita hari ini ialah “Kekuatan Konsistensi.” Sebelum membaca renungan ini, penulis sarankan Anda membaca Kitab Daniel 6:1-28.
Apakah arti konsistensi? Ada lima padanan kata/sinonim dari kata konsisten/konsistensi:
Ajek – yakni tetap, teratur, tidak berubah.
Selaras – yakni sama laras; setala; serasi; sesuai; sepadan.
Taat – yakni senantiasa tunduk (kepada Tuhan, kepada pemerintah, kepada yang lebih tua, dan beberapa lagi); patuh; tidak berlaku curang; setia.
Taat asas – yakni tidak berubah dari ketentuan yang sudah ditetapkan; konsisten.
Tetap – yakni tidak berubah; tidak putus-putusnya, selalu, terus, atau selalu demikian halnya.
Dalam Kitab Daniel 6, kita membaca bahwa Raja Darius (raja Kerajaan Persia) mengangkat seratus dua puluh wakil raja atas kerajaannya, yang akan ditempatkan di seluruh kerajaan. Membawahi mereka, diangkat pula tiga pejabat tinggi, dan Daniel adalah salah satu dari ketiga orang itu. Kepada merekalah para wakil raja harus memberi pertanggungan jawab, supaya raja tidak dirugikan.
Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja lainnya karena ia mempunyai roh yang luar biasa. Raja bermaksud menempatkannya atas seluruh kerajaannya. Hal itu mengakibatkan para pejabat tinggi dan wakil raja lainnya iri, sehingga mereka mencari alasan untuk mendakwa Daniel dalam hal pemerintahan. Namun, mereka tidak mendapati alasan apa pun atau kesalahan apa pun, karena Daniel setia dan tidak ditemukan kelalaian atau kesalahan padanya—kecuali dalam hal ibadahnya kepada Allahnya! Daniel konsisten, taat kepada Tuhan, dan hanya menyembah Allah – YHWH.
Kemudian, wakil-wakil raja itu meminta Raja Darius mengeluarkan perintah bahwa barangsiapa dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia, kecuali kepada raja, maka orang itu akan dilemparkan ke dalam gua singa. Mereka juga meminta agar surat larangan itu tidak dapat dicabut kembali.
Setelah Daniel mendengar tentang surat keputusan itu, ia pergi ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem. Tiga kali sehari, ia berlutut, berdoa, serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya. Akibatnya, Daniel ditangkap dan dimasukkan ke dalam gua singa. Namun, Tuhan melindungi Daniel. Allah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu sehingga mereka tidak mengapa-apakan Daniel, karena Daniel tidak bersalah di hadapan Tuhan dan tidak melakukan kejahatan. Kita melihat bahwa Daniel adalah seorang yang konsisten dalam iman dan kepercayaannya kepada Tuhan.
Hasil dari konsistensi Daniel, Raja Darius percaya kepada Allah yang disembah Daniel. Raja Darius mengirim surat kepada orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang mendiami seluruh bumi, yang berbunyi:
“Bersama ini kuberikan perintah bahwa di seluruh kerajaan yang kukuasai, orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir. Dia melepaskan dan menolong, serta mengadakan tanda dan mujizat di langit dan di bumi, Dia yang telah melepaskan Daniel dari cengkeraman singa-singa.”
Daniel kemudian diberi kedudukan tinggi pada zaman pemerintahan Darius dan pada zaman pemerintahan Koresh, Raja Persia.
Kita hidup di dunia yang tidak berkomitmen, di mana ketekunan sangatlah langka. Jika suatu pekerjaan sulit atau membosankan, orang sering berpikir, “Mengapa tidak mencari pekerjaan lain?” Atau ketika pernikahan menjadi tidak bahagia, banyak yang bertanya-tanya, “Haruskah saya beralih kepada orang lain?”
Sayangnya, pola pikir ini juga ditemukan di antara orang percaya. Pada tanda pertama konflik, beberapa orang Kristen pindah ke gereja lain alih-alih mengatasi kesulitan dengan jemaat setempat mereka. Dan ketika menyangkut perjalanan iman pribadi, banyak dari kita yang tidak konsisten dalam mempertahankan waktu teduh bersama Tuhan.
Mari, seperti Daniel, tetap konsisten dalam iman dan pelayanan kepada Tuhan Yesus dan gereja-Nya.
(JET14022025)
Pokok Doa GBIK:
- Berdoa untuk jemaat gereja yang sudah lama tidak hadir agar dapat kembali beribadah bersama.
- Berdoa untuk Panitia Penerima Tamu agar selalu dapat melayani dengan hati yang bersukacita.
- Berdoa atas 100 hari pemerintahan yang baru, agar selalu memberikan program terbaik untuk masyarakat Indonesia.
Pokok Doa Cabang Purwonegoro, Jawa Tengah
- Berdoa untuk program Pendampingan khusus untuk jemaat yg sakit dan tidak bisa pergi ke gereja.
Doakan jemaat yang sedang sakit: Bpk. Tjondro, Bpk. Yadmadi, Bpk Budi, Bpk. Harjo, Ibu Anto. - Doakan kegiatan gereja : WBI yang akan dimulai bulan Februari, kunjungan ke jemaat, penjangkauan jemaat yg undur, penginjilan pribadi, pelatihan musik di gereja.
- Doakan untuk istri Gembala Sidang (Pdm. Eko Mugi Kristianto) yang sudah hamil memasuki 7,5 bulan, kiranya diberi kesehatan, kondisi kehamilan serta persalinan yang normal, kelancaran dan dicukupkan untuk persiapan dananya.