“1:4 Aku mengucap syukur kepada Allahku, setiap kali aku mengingat engkau dalam doaku, 1:5 karena aku mendengar tentang kasihmu kepada semua orang kudus dan tentang imanmu kepada Tuhan Yesus. 1:6 Dan aku berdoa, agar persekutuanmu di dalam iman turut mengerjakan pengetahuan akan yang baik di antara kita untuk Kristus. 1:7 Dari kasihmu sudah kuperoleh kegembiraan besar dan kekuatan, sebab hati orang-orang kudus telah kauhiburkan, saudaraku.”(Filemon 1:4-7)
Gereja sebagai organisme rohani adalah persekutuan orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka kehidupan gereja seharusnyalah menghadirkan atau merepresentasikan kehidupan Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhannya. Hal ini berarti gereja dan cara hidup gereja harus diwarnai kasih sebagai ciri hidup orang percaya. Karena Tuhan Yesus Kristus adalah pernyataan sempurna kasih Allah bagi gereja dan manusia pada umumnya. Bandingkan Yohanes 3:16 dan Roma 5:8.
Hidup dalam kasih berarti, gereja, orang-orang percaya harus peduli dengan sesamanya, sebagaimana dikatakan dalam hukum kasih: “kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri (Matius 22:39). Dan tentu saja hal itu harus dimulai dinyatakan dalam persekutuan orang-orang percaya itu sendiri sebagai suatu contoh. Dalam bacaan Firman Tuhan hari ini kita bersyukur karena ada sosok teladan kepedulian dan kasih yang nyata di jemaat Kolose, yakni Filemon. Tentang dia rasul Paulus bahkan sampai menaikkan syukur kepada Tuhan. Katanya: “Aku mengucap syukur kepada Allahku, setiap kali aku mengingat engkau dalam doaku, karena aku mendengar tentang kasihmu kepada semua orang kudus dan tentang imanmu kepada Tuhan Yesus.” (Filemon 4-5).
Kepedulian yang dalam KBBI, diartikan sebagai: mengindahkan; memperhatikan; menghiraukan. Dalam nats di atas telah menjadi bagian dari kehidupan Filemon. Hal itu tersirat dalam kalimat: “…tentang kasihmu kepada semua orang kudus.” Hal itu memperlihatkan bahwa sikap kepedulian Filemon dipandu oleh pemahaman tentang kasih yang inklusif, kepada semua orang (sesamamu), tidak berbatas, baik oleh kesukuan, etnik, status sosial ekonomi, ataupun agama. Dalam konteks Filemon, kita melihat bahwa kepedulian dan kasih dimulai di dalam persekutuan (gereja), di antara orang-orang percaya, namun kemuliaan sikap itu haruslah dinyatakan juga di luar tembok-tembok gereja. Karena seperti dikatakan juga oleh Agustinus, bapa gereja: “Seorang Kristen adalah: pikiran yang melaluinya Kristus berpikir, hati yang melaluinya Kristus mengasihi, suara yang melaluinya Kristus berbicara, dan tangan yang melaluinya Kristus menolong.” Kepedulian dan kasih orang percaya merupakan tanda kehadiran Kristus bagi dunia.
Kehidupan orang percaya yang saling peduli dan saling mengasihi adalah kehidupan yang sangat ideal, karena dalam praktek seperti itu, seorang budak, Onesimus bisa menerima pelukan kasih yang menghiburkan dari majikan yang telah dirugikannya; semua orang percaya menikmati penghiburan, sukacita karena kebaikan yang tiada tara bisa dihadirkan, dan seorang pemberita firman seperti rasul Paulus bisa tersenyum bahagia karena ketaatan seorang Filemon yang bertumbuh dalam pengetahuan iman yang benar, iman yang dipraktekan dalam perbuatan yang baik, (ayat 6-7). Sikap peduli dan mengasihi saudara seiman dan semua orang. Amin!
Puji Tuhan sempurna Kasih KaruniaMu Tuhan. Jika dituturkan kembali dengan gaya bahasaku : Betapa Hati Juragan Onesimus di kuasai oleh Kasih Kristus. Dengan kondisi yang sedang bangkrut dia bisa mengampuni.
Senyum bahagia Paulus karena Kondisi Umat yang meresponi Firman Tuhan dengan Iman dan Kebenaran. Jika dibandingkan dengan Surat Paulus terhadap Jemaat yang di Injilinya maka saya sebagai pembaca surat suratnya merasa situasi Filemon dan Onesimus mencapai tujuan Tuhan dan tandanya adanya Kasih Karunia dan happy ending sebuah musibah keluarga. Mungkin sulit ditemukan di masa ke-Kini-an yaitu Kasih Karunia yang bisa mengalahkan musibah ATM terkuras, Usaha Bangkrut, Bizniz yang Amblas dan atau Persaingan Prosperiry, Prestise yang tidak sehat yang memicu kerusakan Iman.
Semoga Himbauan Paulus yang bicara sampai saat ini bisa capai Tujuan Tuhan Yesus yaitu Teladanilah aku seperti aku teladani Yesus. AMIN