SRHI 18 NOV 23 – TEGURAN DITERIMA DENGAN RENDAH HATI

Orang yang mengarahkan telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak.(Amsal 15:31)

Selama lebih dari setengah abad kami belajar bidang pengetahuan selalu berusaha menghasilkan yang terbaik dengan tolak ukur kesuksesan dalam karier bekerja. Setelah kami mengenal Yesus, karakter atau pribadi yang sukses adalah berdaya guna bagi orang lain berdasarkan iman. Bidang yang kami usahakan bukan hanya memperbaiki kesalahan, melainkan juga agar lebih jernih, masuk akal, mengalir, dan akurat secara akal dapat diterima setiap orang dan menerima segala kritikan orang lain. Sudah tentu setiap langkah kemajuan hidup kita harus berlandaskan Firman Tuhan. Sehingga apa yang kita lakukan sejalan dengan yang diajarkan oleh Firman Tuhan. Bila tidak demikian maka kita cenderung akan mengedepankan jati diri kita. Teguran teguran menjadi sebuah lawan bagi kita. Ketika Tuhan Yesus menegur seseorang, Dia melakukannya dengan penuh kasih tidak mengedepankan diri Nya.  Dalam sejumlah situasi—seperti saat melihat kemunafikan ahli-ahli Taurat dan orang-orang  Farisi, Dia menegur mereka dengan keras,   “Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.

Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan”. (Mat 23:10-12)

Yesus menegur  untuk kebaikan mereka dan mengajarkan orang banyak jangan turut perbuatan mereka, karena mereka bisa mengajarkan tetapi tidak pandai melakukan. Namun, ketika Yesus menegur Marta, teguran lembut sudah cukup, jangan menyusahkan diri banyak perkara, tetapi Maria telah memilih bagiannya  yang terbaik untuk mendapatkan pengajaran Nya. (Luk. 10:38-42).

Teguran dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman, dan kemungkinan besar kebanyakan dari kita tidak suka ditegur. Terkadang, karena masalah harga diri, kita sulit menerima teguran dengan rendah hati. Kitab Amsal, yang banyak berbicara tentang hikmat, menyatakan bahwa “mendengarkan teguran” adalah pertanda hikmat dan akal budi (Ams. 15:31-32). Bapa, tolong kami rela menerima teguran-Mu, melalui Khotbah Pendeta, persekutuan, Sekolah Minggu, walaupun keras bisa diterima dengan rendah hati, agar aku dapat bertumbuh dalam hikmat dan akal budi, karena kasih Tuhan.

Tuhan Yesus memberkati. Amin

(MS19112023)

Pokok Doa GBIK:

  1. Berdoa untuk Rapat Koordinasi dan Rapat Perancang yang akan dilaksanakan hari ini, Sabtu 18 November 2023 di GBIK, berdoa agar berjalan dengan lancar dan diberkati Tuhan;
  2. Berdoa untuk Pemimpin negara kita, Bp Presiden Joko Widodo dan Bp Wakil Presiden Ma’aruf Amin agar diberikan hikmat, kebijaksanaan dan kesehatan dalam memimpin bangsa kita sampai dengan akhir masa jabatan tahun 2024 mendatang;
  3. Berdoa untuk Bp Pdt. Em. Julianus Tarapa dan Bp Pdt. Agus Panrimo agar diberikan
    kesehatan dan hikmat dalam pelayanannya di GBIK sehingga dapat menjadi saluran berkat bagi jemaat dan kerohanian jemaat dapat terus terpelihara dan semakin dekat dengan Tuhan.

Pokok Doa Cabang Sekadau, Kalimanta Barat

  • Doakan Pelayanan dan kesehatan Pdt. Sebunbia dan Keluarga
  • Doakan Jemaat semakin setia mengikuti kegiatan gereja dan ambil bagian dalam pelayanan
  • Doakan Jemaat bergumul untuk memiliki kolam baptisan