SRHI 28 SEP 21 – TUHAN YESUS MENGASIHI JANDA DI NAIN

“Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: ‘Jangan menangis.” Sambil menghampiri usungan itu, Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah.” Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya.”

(Luk. 7: 13-15)

 

Tidak ada seorang pun ketika ada anggota keluarganya yang meninggal tidak bersedih, bahkan sebagian besar akan menangis, sekalipun dia adalah orang beriman. Yang membedakan orang yang kuat imannya dengan yang lemah adalah sikapnya setelah kematian terjadi. Orang beriman umumnya memahami maknn dari kematian, sementara umumnya orang yang kurang beriman tidak memahami dengan benar.

Pada saat perjalanan pelayanan-Nya menuju kota Nain, Tuhan Yesus melihat banyak orang mengiring seorang anak laki-laki, anak tunggal seorang janda, mati diusung ke luar. Pastilah janda itu bersedih dan menangis ditinggal anak semata wayangnya. Melihat pemandangan tersebut, tergerak hati-Nya oleh belas kasihan. Kemudian dengan tindakan nyata Dia menghampiri usungan itu, menyentuhnya, dan berkata, “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah” Waktu itu Tuhan Yesus belum begitu  dikenal di kota Nain, sehingga sewaktu peristiwa itu terjadi, mula-mula orang tidak memperhatikannya. Namun akhirnya, anak yang sudah meninggal itu setelah dipanggil Tuhan Yesus, bangun dan berkata-kata, maka semua orang terheran-heran melihat apa yang terjadi. Tuhan Yesus kemudian menyerahkan anak muda tersebut kepada ibunya, janda itu sudah dalam keadaan hidup kembali.

Mari kita perhatikan cerita tersebut di atas, khususnya apa yang dilakukan Tuhan Yesus kepada janda Nain itu. Janda itu bersedih karena anak laki-laki satu-satunya meninggal. Dalam keadaan seperti itu yang diperlukan adalah penghiburan dan kekuatan agar dirinya kuat menghadapi semua itu. Janda itu tidak pernah berpikir jika anaknya yang sudah meninggal itu akan hidup kembali. Rupanya karena belas kasihan Tuhan Yesus terhadapnya, melakukan tindakan nyata menolong janda tersebut, bukan hanya memberi penghiburan dan kekuatan hidupnya, tetapi juga mengembalikan anaknya yang sudah mati kepadanya dalam keadaan hidup kembali.

Memang pada masa kini, kita tidak bisa melihat mujizat seperti apa yang dilakukan Tuhan Yesus tersebut, namun memberi kekuatan dan penghiburan secara nyata bagi orang yang membutuhkan sangat diperlukan. Lakukanlah apa yang dapat kita lakukan terhadap orang yang membutuhkan bantuan kita. Tuhan pasti berkenan atas pertolongan kita kepadanya. Tuhan Yesus memberkati, Amin.
(RI28092021)

Pokok Doa:

  1. Doakan Pemerintah Indonesia dalam pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka terbatas seiring berkurangnya level pemberlakuan pembatasan masyarakat di sekolah sekolah supaya dapat dilakukan dengan baik dan tidak menimbulkan klaster baru. Dapat tetap taat menjalankan Prokes ketat;
  2. Doakan GBIK dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab membimbing mendewasakan Iman sehingga bertumbuh dan berbuah melalui program-program organisasi dan kepanitiaan yang sudah di susun, biarkan Tuhan senantiasa memimpin;
  3. Doakan Jemaat GBIK tetap setia hadir mengikuti acara-acara yang sudah disiapkan secara tatap muka terbatas saat Ibadah hari Minggu maupun Ibadah doa hari Rabu di Gereja (Ayooo Kembali ke Gereja).