SRHI 25 JUN 21 – CELAKALAH AKU, JIKA AKU TIDAK MEMBERITAKAN INJIL (1 Korintus 9:13-23)

“Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.”
(1 Korintus 9:16)

Teks renungan kita hari ini merupakan bagian dari kata-kata Rasul Paulus kepada semua pembaca suratnya yaitu orang Kristen di Korintus dan kepada kita sekarang ini. Dalam perikop hari ini, Rasul Paulus menyatakan hal yang menjadi motifasinya dalam memberitakan injil.

Rasul Paulus adalah orang terbesar di zaman para rasul dalam Kitab Perjanjian Baru. Dia selalu luar biasa dalam segala hal. Jika kita menyebut dia sebagai seorang yang berdosa, dia adalah pendosa terbesar yang pernah hidup. Jika Anda menempatkan dia sebagai penganiaya, dia adalah penganiaya terbesar yang pernah dikenal gereja. Dia menganiaya orang Kristen dari kota ke kota. Jika kita menyebut dia sebagai seorang petobat, pertobatannya adalah salah satu yang paling menonjol yang pernah kita baca. Pertobatannya dikerjakan oleh kuasa ajaib dan oleh suara Yesus langsung dari sorga yang berkata: “Saulus, Saulus mengapa engkau menganiaya Aku”. Dan jika kita mengenalnya sebagai orang Kristen, dia adalah orang Kristen yang luar biasa. Dia mencintai Tuhannya lebih dari segala-galanya. Rasul Paulus mengasihi lebih dari siapapun juga. Dia menjadi contoh yang sangat mensyukuri anugerah Tuhan dalam hidupnya. Kalau kita berpendapat bahwa dia adalah pemberita firman, maka dia adalah “Pangeran” pemberita Injil. Dia berkhotbah di hadapan Agripa, dia berkhotbah di hadapan Kaisar. Dia rela dipenjara ataupun dianiaya karena memberitakan Inji.

Yang menjadi pertanyaan kita sekarang ialah, apa yang membuat Rasul Paulus mampu memberitakan Injil dengan gigih? Dalam 1 Korintus 9 ini kita baca bahwa Paulus memberitakan Injil bukan karena soal materi. Bukan juga agar dipuji orang. Sebaliknya Rasul Paulus rela merendahkan diri dan hidup bersama dengan setiap orang. Kalau demikian apa yang membuat Rasul Paulus rela bersaksi sedemikan hebat?  Ada dua alasan utama:

Pertama, karena dia telah mengalami kasih dan anugerah pengampunan dalam Kristus Yesus.  Dalam 1 Korintus 15: 9-10 Paulus menulis: “Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah. Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.”

Alasan kedua mengapa Rasul Paulus mampu memberitakan Injil dengan berani ialah karena keyakinannya terhadap Injil amat sangat kokoh. Paulus yakin bahwa “Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya” (Roma 1:16).

Bapak, Ibu dan Saudaraku, kita juga memiliki kedua hal tersebut. Walaupun kita tidak sejahat seperti Paulus sebelum dia bertobat, tetapi kita juga telah mengalami kasih pengampunan dari Kristus sama seperti yang diterima oleh Paulus. Selain itu kita juga memiliki Injil sama seperti injil yang dimiliki Paulus. Yang perlu kita lakukan sekarang ialah memberitakan Injil tersebut. Dalam Roma 10:14 ada pertanyaan: “Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia?” (Roma 10:14).  Jawab kita sepantasnya ialah . . . . “mari, kitalah yang mesti memberitakan Injil tersebut”.
(JET16062021)

Pokok Doa:

  1. Doakan masyarakat Indonesia diberi kesadaran untuk disiplin prokes dan menjaga kesehatan di masa pandemi. Terus doakan pelayanan seluruh nakes dan RS Rujukan covid dalam mengatasi lonjakan kasus;
  2. Doakan pemulihan pasien Covid-19, khusus jemaat & keluarga serta para Pendeta Baptis dan keluarga yang menjalani pengobatan covid-19;
  3. Doakan upaya para peneliti dan tenaga kesehatan menangani berbagai varian covid-19. Terus doakan upaya pengembangan vaksin dalam negeri dan koordinasi uji klinis dapat berjalan dengan baik;
  4. Doakan pelayanan Panitia Perpustakaan dalam menolong jemaat bertumbuh dalam Kristus;
  5. Pokok doa anggota kelompok.