SRHI 15 JAN 21 – MENGENAL ALLAH MELALUI KRISTUS (Yohanes 16: 1-15)

“Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia”
(Yohanes 14:6-7)

Injil Yohanes 16 ini merupakan khotbah perpisahan Tuhan Yesus dengan murid-murid-Nya.  Tuhan Yesus menyadari bahwa kepergian-Nya nanti akan menggoncangkan hati murid-murid-Nya.  Karena itu Tuhan Yesus bersabda kepada mereka: “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu” (Yohanes 14: 1,2).  Dalam pertemuan itu Filipus mengajukan satu permintan yang sangat penting: “Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami(Yohanes 14:8).  Mungkin kita dan banyak orang lain juga mempunyai keinginan sama seperti Filipus.  Ingin melihat Allah Bapa.

Tuhan Yesus berfirman kepada mereka:  “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”.  Perhatikan apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus pada bagian ini.  Kita seringkali kehilangan arti yang sebenarnya ketika kita mendengarkan khotbah tentang pernyataan Yesus ini.  Apa yang Anda pikirkan ketika Tuhan Yesus berkata: “Akulah jalan”.  Jalan adalah sesuatu yang menuju ke suatu tempat tujuan.  Ketika Yesus bekata “Akulah Jalan”,  Dialah satu satunya yang membawa kita ke sorga.  Itu suatu hal yang sangat luar biasa.  Yesus melepaskan kita dari api neraka dan membawa kita ke surga.  Tetapi ada satu hal yang lebih penting yang dikatakan oleh Tuhan Yesus.  Ia ingin memberitahu murid-murid-Nya siapa yang ada di sorga.  Di sana ada Allah Bapa.  Surga tanpa ada Allah Bapa bukanlah tempat yang menyenangkan.

Dalam Kitab Daniel kita membaca ketika Sadrakh Mesakh dan Abednego dilemparkan ke perapian yang menyala, yang panasnya 7 kali lipat dari biasanya.  Hal itu diperintahkan oleh Raja Nebukadnesar karena ketiga pemuda Ibrani tersebut tidak mau menyembah dewa Nebukadnezar.  Tetapi raja Nebukadnezar melihat bahwa selain ketiga pemuda Ibrani itu, ada orang keempat yang mukanya menyerupai dewa bersama sama dengan mereka dalam perapian itu (Daniel 3:25).  Hal ini menunjukkan bahwa kehadiran Allah sebagai Bapa sangat penting di manapun umat-Nya berada.  Walaupun kita berada ditengah-tengah nyala api kesukaran,  jika Allah ada bersama kita, maka kesukaran itu tidak mampu menghanguskan kita.

Hal inilah yang ingin disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya sebelum Dia meninggalkan mereka.  Yesus menyatakan kepada mereka bahwa Dia adalah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Dia.  Yesus Kristus datang ke dalam dunia ini untuk menjadi jembatan bagi kita, supaya kita bersama-sama dengan Allah Bapa.  Kita bersekutu dengan Allah sebagai Bapa kita.

Siapa Bapa yang diperkenalkan oleh Tuhan Yesus ini?  Dalam Injil Lukas 11:13, Tuhan Yesus menyatakan: Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.

Tuhan Yesus memperkenalkan Allah kepada kita bukan hanya sebagai Tuhan,  bukan hanya sebagai Juruselamat, bukan hanya sebagai Raja di atas segala raja, tetapi sebagai Allah Bapa.  Ada sesuatu yang istimewa terjadi kalau kita mempunyai hubungan dengan Allah sebagai Bapa kita.  Salah satu cerita yang sangat indah yang mengisahkan tentang seorang ayah adalah cerita Tuhan Yesus yang tertulis dalam Injil Lukas 15:11-32, yaitu tentang Anak yang hilang.  Saudara pasti masih ingat cerita itu.  Lihatlah ketika anak bungsunya yang telah memboroskan hartanya kembali kepada ayahnya.  Ketika si anak masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. — Ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya.

Itulah Allah yang diperkenalkan Yesus sebagai Bapa kepada kita.  Bapa yang menerima kita  walaupun kita telah berbuat dosa.  Bapa yang memberikan kepada kita hidup yang baru.  Bapa yang mengembalikan kita kepada cerita kita semula sebagaimana ketika IA menciptakan kita.  Mengucap syukurlah kita mempunyai Allah sebagai Bapa kita, Ia amat mengasihi kita, Ia sangat peduli kepada kita, dan Ia memelihara kita.
(JET15012021)

Pokok Doa:

  1. Upaya Pemerintah mengerjakan lumbung pangan di Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah dapat terselesaikan dengan baik dan mengurangi masalah pangan di Indonesia;
  2. Kelancaran proses vaksin yang dimulai bulan Januari, kiranya Allah menolong setiap proses sosialisasi, distribusi dan pelaksanaan vaksin;
  3. Kesehatan jemaat GBIK yang berusia 60 tahun keatas, kiranya dapat tetap produktif dan menjadi berkat di lingkungan masing-masingPemeliharaan Tuhan bagi jemaat yang tetap bekerja & aktivitas di luar rumah, kiranya berada dalam kondisi sehat dan dijauhkan segala macam penyakit.