
KELAHIRAN-NYA MENYADARKAN UMAT-NYA
(Mat. 1:18-25)
Kesadaran adalah kondisi psikis yang ada pada seseorang, yang memungkinkan seseorang tersebut mengerti dan memahami apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Orang yang sadar akan mengerti dan memahami apa yang dilihat, didengar dan dirasakan yang terjadi, sebagai sesuatu untuk dirinya.Tanpa kesadaran orang tidak mungkin mengerti dan memahami yang ada di sekitarnya. Dengan menyadari hal tersebut di atas, maka orang dapat merespon apa yang harus dikerjakannya berdasarkan kesadarannya itu.
Peristiwa kelahiran Yesus Kristus yang tertulis dalam Matius 2:18 – 25, menyadarkan kita, bahwasanya hal tersebut dapat menyadarkan Yusuf, tunangan Maria calon ibu Yesus. Kesadaran apa yang dialami Yusuf, mari kita camkan hal berikut ini :
- 1. Kesadaran perlunya berpikir dua-tiga kali dalam melangkah sebelum tahu kebenarannya. Melihat tunangannya telah berbadan dua dan merasa bahwa itu bukan karena perbuatannya, Yusuf dengan cepat berkehendak memutuskan ikatan pertunangannya dengan Maria (Mat. 1:19). Ini adalah tindakan gegabah, karena setelah diberitahu oleh malaikat Tuhan dalam mimpi, bahwa bayi yang dalam kandungan tunangannya dari Roh Kudus, Yusuf mengurungkan niatnya (Mat. 1:20,24). Pelajaran berharga dalam hal ini adalah jangan terburu-buru mengambil keputusan dalam setiap langkah hidup kita, pertimbangkan dengan cermat, cari landasan bertindak yang kuat dan tepat sebelum memutuskan.
- 2. Kesadaran bahwa perlunya ketulusan perlu dibarengi dengan kebenaran. Yusuf adalah seorang pemuda yang tulus, dengan ketulusannya itu ia mau memutuskan ikatan petunangan dengan Maria secara diam-diam setelah mengetahui Maria telah hamil. Hal itu dilakukan karena ia tidak meu mempermalukan Maria di depan orang banyak (Mat. 1:19). Satu sisi Yusuf adalah orang yang baik, dengan tulus hati dan secara diam-diam ingin memutuskan ikatan pertunangannya, tetapi dari sisi yang berlainan kebaikannya itu tidak dibarengi dengan dasar kebenaran. Kebenaran yang terjadi pada diri Maria bukan seperti pikirannya yang menyatakan bahwa Maria telah berselingkuh, tetapi Maria mengandung dari Roh Kudus, dan anak yang dikandungnya dan akan dilahirkan nanti akan menjadi penyelamat umat manusia (Mat. 1:20,21). Kebaikan perlu, ketulusan diperlukan, tetapi harus dibarengi dengan landasan kebenaran yang sejati.
- 3. Kesadaran bahwa perlunya menghargai dan menjaga dan kekudusan. Setelah diberitahu malaikat Tuhan tentang kondisi yang sebenarnya dari Maria tunangannya itu, Yusuf melangkah dengan yakin mengambil Maria sebagai istrinya yang sah. Namun sekalipun ia dan Maria sudah menjadi suami-istri, Yusuf menghargai dan menjaga kekudusan Maria dan janin yang dalam kandungan isterinya dengan jalan tidak bersetubuh dengan Maria sampai Maria melahirkan bayi Yesus (Mat. 1:24,25). Hidup yang sudah mendapatkan pencerahan sejati, sadar bahwa menghargai dan menjaga kekudusan diri maupun orang lain merupakan hal yang wajib dilakukan sepanjang hidupnya. Ini menunjukkan iman yang sudah mengakar kuat dalam sanubarinya.
Peristiwa kelahiran Yesus Kristus memiliki pengaruh besar bagi umat manusia, sejak dulu hingga sekarang. Hal itu nampak dari semakin banyaknya gereja Tuhan dan umat yang percaya, semakin banyaknya orang yang rela menyerahkan diri sepenuh waktu untuk melayani-Nya, tetapi juga semakin banyak tekanan terhadap orang percaya dan usaha untuk “membunuh” iman orang percaya juga semakin terasa. Yakinlah bahwa Dia adalah Tuhan Allah sendiri yang turun ke dunia untuk menjalankan misi-Nya menjadi Juru selamat kita umat yang percaya kepada-Nya. Tuhan Yesus memberkati, Amin.