RENUNGAN BULETIN MINGGU KEDUA APRIL’19

BERKAT DARI PELAYANAN YANG TULUS

(Mrk. 8:31-38)

 

Segala sesuatu yang kita kerjakan pasti ada dampaknya dalam kehidupan kita, karena memang di dunia ini akan selalu berlaku hukum sebab akibat. Misalnya seseorang rajin belajar akan menjadi anak cerdas, seseorang yang rajin menabung akan tidak berkekurangan saat membutuhkannya, seseorang yang bekerja keras niscaya akan memetik hasil berkecukupan dalam hidupnya. Demikian juga seseorang yang rajin dan setia melayani dengan tulus, pasti ada sesuatu berkat yang diperoleh  karena ketulusannya tersebut. Mari kita belajar apa yang dikatakan Tuhan Yesus tentang ketulusan dan berkat yang mengikutinya.

Pernyataan Tuhan Yesus bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan, ditolak oleh tua-tua, iman-iman kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit pada hari ketiga (Mrk. 8:31) menjadi berita yang disampaikan Tuhan Yesus yang tidak menyenangkan, yang tak diharapkan oleh murid-murid Tuhan Yesus. Karena itu Petrus mewakili murid-murid yang lain dengan cepat menegor Dia dengan sikap yang berlebihan (Mrk. 8:32). Namun karena perbuatannya tersebut Petrus mendapat teguran sangat keras dari Tuhan Yesus, yakni “ … Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”(Mrk. 8:33).

Dengan semuanya itu Tuhan Yesus lalu mengajarkan suatu pengajaran, ”…. Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya,memikul salib dan mengikut Aku.” (Mrk. 8:34). Pengajaran ini merupakan pengajaran istemewa yang Tuhan Yesus ajarkan yang berbeda dengan pengajaran para guru lainnya. Pengajaran ini menuntut kesungguhan dan ketulusan, karena pada umumnya orang melakukan sesuatu untuk mendapatkan berkat istimewa, tetapi dalam mengikut Tuhan Yesus sesuatu yang didapatkannya harus menyangkal diri dan memanggul salib. Memang dalam mengikut Kristus jika kita sudah siapa menyangkal diri dan memikul salib, maka mendapat berkat lain adalah sesuatuyang membahagiakan. Dengan kata lain kalau mendapat sesuatu yang tidak baik dengan menyangkal diri dan memikul salib dengan tulus dinikmatinya, apalagi mendapat kan sesuatu berkat yang lebih baik, merupakan anugerah istimewa. Apalagi dalam Markus 8:38 firman Tuhan mengatakan, “Sebab barang siapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusia pun malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus.” Inilah berkat istimewa lain dari ketulusan dalam melayani Tuhan. Pengakuan Tuhan Yesus pada saat kedatangan-Nya yang kedua nanti adalah merupakan jaminan istimewa yang diberikan kepada siapapun juga yang setia melayani-Nya. Ini juga sekaligus merupakan bentuk pengharapan semua orang tidak terkecuali, pada hari penghakiman yang menentukan ke manakah kehidupan setiap orang setelah kematian dilabuhkan. Dan semua orang pasti merindukan kebahagiaan kekal, kehidupan abadi bersama orang-orang tersayang, bersama Tuhan di sorga yang penuh dengan gemerlap cahaya kemuliaan Allah.

Dengan demikian jelaslah bahwa berkat terindah dan abadi dari ketulusan melayani-Nya adalah kehidupan kekal di sorga. Namun ada sementara orang berkata itu kan terlalu jauh dan tidak dapat kita rasakan saat masih ada di dunia. Berkat lain yang kita rasakan di dunia jelas istimewa yakni adanya rasa sukacita dan bahagia yang tak tertandingi di saat kita melakukan pelayanan kepada-Nya. Siapakah kita ini diberi kesempatan melakukan pelayanan yang seharusnya tidak layak kita lakukan. Betapa nikmat berkat dari hasil ketulusan pelayanan kita. Selamat berbahagia dan selamat bersukacita dalam melayani-Nya, Tuhan Yesus menyertai kita semua.