RENUNGAN BULLETIN MINGGU KEEMPAT FEBRUARI’19

BERANI MELAKUKAN PEMBAHARUAN
(2 Tawarikh 34:1-7)

 

Kita semua tahu dan percaya bahwa seorang pemimpin itu tidak jadi dengan sendirinya. Ia harus dibentuk melalui tahap-tahap yang sedemikian rupa sehingga ia menjadi matang dalam berkarakter dan berkepribadian, lebih-lebih menjadi seorang pemimpin rohani yang dituntut untuk membawa perubahan umat Tuhan kearah yang semakin baik dan mengenal Tuhan dengan benar. Ada banyak orang yang memiliki bakat kepemimpinan, tetapi mereka tidak mengijinkan Allah berkarya dalam hidup mereka untuk mempersiapkan mereka pada posisi-posisi kepemimpinan. Mereka tidak tahan terhadap proses yang ada. Mereka ingin memiliki dan mencapai segala sesuatu secara instan. Padahal seorang pemimpin adalah seorang yang bisa membawa pembaharuan kearah yang semakin baik dan siap menghadapai berbagai tantangan yang menghadang.

Dalam 2 Tawarikh 34:1-7, kita akan melihat keteladanan Yosia. Ia adalah seorang raja Yehuda yang ke- 16 (639-609 SM), ia adalah putera dan pengganti Amon (2 Raj. 21: 26; 22:1-23:30; 2 Taw. 34-35), ia naik takhta menjadi raja Yehuda dalam usia 8 tahun (2 Taw. 34:1), bahkan kelahirannyapun sudah dinubuatkan untuk menjadi raja (1 Raj. 13:2). Sungguh ini sesuatu yang luar biasa dalam diri Yosia, sehingga kita semua patut melihat dan meneladani bagaimana dan apa yang menjadi rahasia dibalik keberanian Yosia dalam melakukan pembaharuan selama ia menjadi seorang raja atau pemimpin.

  1. Yosia hidup benar di mata Tuhan (ay. 1-3a)
    Yosia telah memberikan keteladanan hidup yang baik kepada kita semua. Meskipun ia masih sangat muda tetapi ia mampu hidup benar di hadapan Tuhan, tidak menyimpang ke kanan dan ke kiri. Dan kita semua yakin bahwa ketika Yosia mampu melakukan hal yang demikian ini tentu tidak lepas dari apa yang pernah ia dengar dan lihat sebelumnya. Dikatakan bahwa Yosia hidup seperti Daud, bapa leluhurnya. Ini berarti, setiap kita harus menjadikan keluarga sebagai tempat untuk memperkenalkan ajaran Tuhan sehingga anak-anak kita sejak kecilpun sudah tahu mana yang benar dan mana yang baik. Kita patut bersyukur jika kita lahir dalam keluarga yang mengenal Tuhan, sehingga dari kecilpun kita sudah tahu ke gereja, tahu menyanyi memuji Tuhan, dan tahu perihal berdoa. Semua ini menjadi dasar, sampai pada saat kita mengenal Tuhan Yesus secara pribadi dan menjadikan Dia Tuhan dan Juruselamat kita.
  1. Yosia melihat dosa yang sangat besar yang dilakukan umat Tuhan (ay. 3b-7)
    Dari dahulu kala, dosalah yang membuat kehidupan manusia terpuruk dan menjadikan Allah murka. Yosia sadar benar akan hal itu yang terjadi pada bangsanya, dimana umat Tuhan tidak lagi beribadah kepada Tuhan. Mereka mendirikan patung-patung dan berhala untuk disembah. Dan inilah salah satu alasan ia berani melakukan pembaharuan secara total untuk kebaikan dan kemakmuran rakyatnya. adapaun usaha-usaha yang dilakukan Yosia adalah menghancurkan berhala-berhala yang ada dan memotivasi umat Tuhan dari Yerusalem sampai Efraim untuk ikut serta dalam mempaerbaiki rumah Tuhan (ay. 8-13). Disinilah peran penting seorang pemimpin yang harus dimiliki. Selain melihat kekurangan yang ada juga harus mampu mempunyai visi misi yang jelas untuk menuju ke arah yang semakin baik.

Jadi Saudara sekalian yang dikasihi Tuhan, pembaharuan iman dan rohani kita sangatlah penting dan harus dilakukan. Jika tidak, maka kita akan terperosok dalam jurang dosa yang kelam. Tetapi ingat bahwa pembaharuan iman dan rohani kita akan terwujud yang pertama dimulai dari keluarga yang benar dan mampu memperkenalkan Allah yang benar.  Yang kedua, singkirkan dengan segera dosa-dosa yang menghambat kita untuk kita bertumbuh dan mampu melakukan pembaharuan dengan cara bertobat dan meninggalkan dosa itu, serta kembalilah beribadah kepada Tuhan yang benar. Selamat beribadah, Tuhan Yesus memberkati. Amin.